Hampir sepuluh tahun usia pernikahan ini, selama itu aku dan kamu saling berbagi. Berbagi tidak melulu tentang kesenangan, dan tidak jarang susah adalah kawan kita dalam belajar. Semenjak awal pernikahan, kita telah sepakat, bahwa materi bukanlah segalanya dalam hubungan kasih antara kamu dan aku. Tetapi seiring waktu kita tidak bisa menampik bila materi cukup memberi andil dalam hidup. Kita butuh materi itu, tapi tidak lantas membuat kita kalap. Kita masih mampu memilah mana jalan rupiah yang baik dan buruk. Kita masih mampu melihat amplop mana yang berhak diterima dan tidak. Dan karena itulah kamu rela pergi pagi pulang malam, atau bahkan ketika pagi kembali menjelang. Demi menjemput rupiah yang menurutmu halal bagi keluargamu. Karena kamu tidak ingin kedua anak perempuan hasil buah cinta kita, melahap makanan busuk dan berbau. Nikmat dilidah namun sengsara di akherat. Kami tau, kamu lelah. Setelah seharian berjibaku dengan pekerjaan yang terus menyita banyak waktumu. Lima ...