Uber, Transportasi Ramah Penumpang dan Sebuah Peluang

Saat ini mengarungi jalanan tak jarang dihantui oleh rasa takut akan kejahatan yang kerap mengintai siapa pun. Tiap kaki melangkah, tiap jarak tercipta, tiap waktu berdetak diri ini selalu waspada akan segala kemungkinan yang bisa saja terjadi tanpa diduga. Tidak hanya kejahatan tapi masalah-masalah sepele yang bisa mengganggu kenyamanan perjalanan pun patut diwaspadai. Misalnya saja salah dalam mengambil rute yang tepat dan efisien, salah dalam memperhintungkan biaya transport, atau mendapati supir taksi yang "nakal". Begitulah, gundah senantiasa menghampiriku jika berpergian menggunakan angkutan umum.

Untuk menghalau segala resah ada beberapa hal yang wajib kulakukan bila taksi menjadi pilihan transportasiku. Pertama mencatat plat nomor kendaraan, lalu mencatat kode taksi, dan tidak lupa mencatat pula nama si pengemudi. Setelah itu semua tercatat akan kukirimkan poin-poin tersebut ke suami. Sedikit ribet memang tapi itu dilakukan demi keselamatan diri.

Terlebih bila Jakarta yang menjadi tempat tinggal. Lalu lintas kota besar satu ini terkenal dengan keruwetannya. Kemacetan diiringi rendahnya kesadaran akan peraturan berlalu lintas kian memperburuk wajah berlalu lintas kota Jakarta. Berpergian dengan rasa nyaman dan aman pun kian tergerus. Aku berharap bila dalam keruwetan berlalu lintas tersebut terselip sebuah sarana transportasi yang dapat memberikan kenyamanan dan keamanan dalam berpergian. Bila ada maka keruwetan bisa jadi tersamarkan atau mungkin saja terlupakan.

Nah, kebetulan beberapa waktu lalu aku menghadiri undangan dari Kumpulan Emak Blogger mengenai Uber. Sudah paham dengan uberkan? Bila belum mari kita kupas sedikit apa sich uber itu?

Apakah Uber Seperti Perusahaan Taksi pada Umumnya??

Uber adalah perusahaan jaringan transportasi yang berasal dari San Francisco, California, menciptakan aplikasi bergerak yang menghubungkan si penumpang dangan si pengemudi. Perusahaan ini mengatur layanan penjemputan yang sudah diterapkan dibeberapa kota yang ada dunia. Termasuk kota-kota yang ada di Indonesia.
Banyak yang salah kaprah mengira Uber adalah perusahaan taksi. Maka di sini jelas bila uber bukanlah perusahaan taksi pada umumnya. Uber hanya menyediakan aplikasi yang bisa mempertemukan antara penumpang dan pengemudi dengan menggunakan kendaraan yang disewakan oleh rekan Uber.
Ada beberapa pilihan jenis kendaraan yang ditawarkan  oleh Uber :
UberX, jika opsi ini yang kamu pilih maka sebuah kendaraan dengan empat kursi penumpang siap menjemputmu. Tarif UberX adalah yang termurah bila dibandingkan dengan jenis layanan lain.
Taxi, pada layanan ini disediakan kendaraan serupa taksi-taksi pada umumnya. Taksi-taksi yang digunakan berasal dari perusahaan taksi yang telah menjadi rekan kerja Uber.
Black, di sini tersedia sedan kelas atas dengan empat kursi penumpang.
Suv, bila kamu membutuhkan kendaraan dengan jumlah kursi mencapai enam maka dengan memilih Suv adalah pilihan tepat. Tentu tarif untuk jenis kendaraan ini lebih mahal.
Lux, di sinilah kamu bisa merasakan mobil kelas atas dengan empat kursi penumpang. Tarif termahal yang ditawarkan oleh Uber.

Servis-Servis Uber nan Memuaskan Konsumen

Seperti yang sudah disebutkan di atas. Berpergian dengan menggunakan angkutan umum di Jakarta ini penuh tantangan. Baik dari sisi lalu lintasnya, keamanannya atau pun kenyamanannya. Dan ketika kesempatan berjumpa dengan Uber datang, disitulah aku menemukan kendaraan non pribadi yang pas untuk orang semacam aku. Melalui Uber sekali berpergian dua, tiga, dan beberapa keuntungan dapat kuraih. 
  • Tarif Murah
Tarif yang ditawarkan relatif lebih murah tinimbang menggunakan taksi-taksi pada umumnya. Sebelum melakukan pemesanan, kita dapat mengestimasi nilai yang perlu dikeluarkan untuk sebuah perjalanan. Caranya cukup mudah yaitu inputkan lokasi jemput dan tujuan pada kolom yang telah disediakan. Kisaran yang didapat bisa dijadikan sebagai pembanding dengan tarif taksi-taksi pada umumnya.
Estimasi perjalanan dari rumahku ke sebuah rs swasta. Bila biasanya uang yang harus kukeluarkan mencapai 50 ribu melalui Uber nilai yang harus dikeluarkan jauh lebih kecil dari biasanya.
  • Keamanan Lebih Terjamin
Seperti yang aku bilang di awal tulisan ini. Keluar rumah menggunakan taksi membuatku harus melakukan beberapa ritual. Mencatat plat no kendaraan, mencatat nama si pengemudi, mencatat kode taksi. Semua itu dilakukan demi keamanan selama dalam perjalanan. 

Sementara bila di uber tak perlu lagi repot-repot mengintip plat nomor si pengemudi, mengecek siapa nama si pengemudi atau pun mencari kode si taksi. Karena ketika konsumen melakukan pemesanan melalui aplikasi Uber, maka data si pengemudi seperti nama si pengemudi, plat nomor kendaraan dan jenis kendaraan akan ditampilkan secara otomatis di layar gadget kamu. Melalui Uber kamu pun tak perlu menanti angkutanmu di tepi jalan karena kamu bisa melakukannya dari dalam sebuah gedung.

Keamanan tak hanya dirasakan oleh penumpang saja. Pengemudi pun mendapat jaminan yang sama untuk keselamatan dirinya. Ada feedback yang sama berupa data penumpang seperti nama pertama pemesan. Dan bila sebelumnya konsumen sudah pernah menggunakan Uber akan ada rating yang telah disematkan kepada orang tersebut oleh pengemudi lainnya. Begitu pun sebaliknya, Penumpang pun bisa memberikan rating kepada pengemudi yang membawanya. Rating-rating ini bisa dijadikan patokan penilaian bagi kedua belah pihak, penumpang atau pengemudi.


Satu yang musti ada agar dapat menikmati aplikasi yang ditawarkan Uber ini adalah kartu kredit. Ya, tak ada pembayaran tunai di sini kecuali pembayaran tol dan parkir. Pemakaian kartu kredit membuat kamu tak perlu repot-repot membawa dana tunai untuk transportasi yang biasanya akan menyesakkan isi dompetmu. Bagi penumpang hal ini memberi kemudahan dalam mengatur biaya untuk transportasi, dan bagi rekanan pengemudi penggunaan kartu kredit memberikan keamanan dalam beroperasi di jalanan karena rekanan dapat terhindar dari target-target perampokan yang kerap terjadi. 

Berkaca Kepada Sinta dan Lidya

Suatu waktu suamiku pernah mengutarakan keinginannya menjadi bagian dari Uber. Avanza Veloz di rumah kami memang tak terlampau sering digunakan. Hanya pada saat-saat week end lah roda empat itu berkesempatan mengarungi jalanan. Selebihnya roda empat milik kami ini lebih banyak menghabiskan waktunya digarasi. Perjumpaanku dengan Uber yang lalu membawa angin segar bagi suamiku. Sebuah pertanyaan pun dititipkan kepadaku untuk menguak rasa penasarannya terhadap Uber.

"Bu, tanyain donk gimana kalo mau join uber?"

Belum sempat kusampaikan "titipan" dari suami tercinta, pertanyaan yang sama telah diajukan oleh seorang kawan blogger. Dijelaskan bahwa untuk bisa menjadi rekanan Uber harus memiliki usaha penyewaan mobil. Namun bila ada perorangan yang ingin turut serta merasakan pendapatan tambahan dari kendaraan yang dimiliki, maka dipersilakan untuk bergabung dengan rental yang telah menjadi rekanan Uber dan setelahnya baru bisa mendaftar. 

Setelah beragam pertanyaan kawan-kawan blogger dijawab oleh pihak Uber. Kami pun diperkenalkan kepada dua wanita yang duduk tidak jauh dariku. Sinta dan Lidya. Mereka adalah pengemudi wanita rekanan Uber. Dari kedua wanita ini kini kian jelas betapa gender bukanlah penghalang bagi sebuah pekerjaan.

Sinta dan Lidya
Lidya, perawakannya memang tampak kelaki-lakian. Rambut pendeknyalah yang membuatnya terlihat seperti itu. Sebuah kaca mata minus bertengger di wajahnya nan manis. Dengan tubuhnya yang sedikit berisi, Lidya memulai kisahnya. 

"Saya Lidya, dulu saya wartawan". Sampai di sini Lidya sudah membuatku berdecak kagum. 

"Saya memutuskan bergabung bersama Uber karena keluarga saya mengalami krisis ekonomi. Selain itu keinginan saya memberangkatkan ibu ke Yerusalem membuat saya harus mencari penghasilan tambahan."

Ya, menjadi wartawan belum mampu memenuhi kebutuhan Lidya dan keluarga. Meskipun pendapatan seorang wartawan tidak juga bisa dikatakan kecil namun bagi Lidya penghasilannya sebagai wartawaiti belum bisa mewujudkan apa yang diimpikannya. Berangkat dari kondisi ekonomi terjepit serta keinginan mulianya, Lidya pun mendaftar menjadi rekanan Uber.

Pada awal bergabung Lidya menggunakan mobil rental. Empat bulan menjalaninya sebagai pengemudi rekanan, Lidya merasakan hasil yang didapat cukup memuaskan. Dalam satu minggu Lidya bisa mengantongi 2 juta hingga 3 juta rupiah. Setelah empat bulan Lidya pun mengakhirinya dengan mendaftarkan kendaraan peribadinya menjadi rekanan Uber. Kini Lidya menjadi supir mobilnya sendiri. 

Lain Lidya, lain pula Sinta. Akuntan cantik ini memutuskan menjadi rekanan Uber karena melihat peluang dalam mengolah keuangannya. Motivasinya berangkat dari keinginannya mengambil mobil kredit tapi enggan membayar angsurannya. Cermat dalam melihat sebuah kesempatan, itulah Sinta. Angsuran mobil-mobil rentalnya didapat dari hubungan kerjanya dengan Uber. Kini Sinta telah membawahi beberapa supir laki-laki. Dan dia sendiri pun melakoni peran supir ini untuk salah satu mobil yang dimilikinya.

Sinta dan Lidya. Kedua wanita ini berani melangkah demi masa depan mereka. Kini kerjaan apa pun bisa dilakukan oleh siapa pun. Tak pandang apakah gender yang disanding. Keinginan yang kuat menjadi jawaban ketika keuangan yang menjadi masalahnya. 

Di sela-sela bincang-bincang santai kami, sebuah pertanyaan kembali diajukan kapada kedua wanita tersebut. "Apakah selama menjadi supir tidak ada yang mengintimidasi mereka?"

Ternyata jawaban yang diberikan oleh keduanya sama, tidak ada. Ya, tidak ada penumpang yang memberi kesan tidak baik kepada mereka. Bahkan beberapa penumpang justru mengapresiasikan atas kerja yang mereka pilih. Dan khusus penumpang wanita keberadaan supir perempuan ini lebih memberikan keamanan serta kenyamanan dalam perjalanan.

Berkaca pada Sinta dan Lidya, kini aku paham mengenai beberapa hal. Pertama, kehadiran Uber memberikan aura positip bagi transportasi di negeri ini. Satu yang tampak jelas adalah transportasi nan ramah terhadap penumpang. Kedua, Uber telah menciptakan sebuah peluang yang ditujukan kepada mereka yang ingin menambah pendapatan. Bisa jadi di sinilah peluangmu kawan. Maka renggutlah lalu tebalkan dopetmu. Jangan lepas kesempatan ini. Dan good luck!!  [*]


Related Posts

2 comments

  1. Ih keren ya mbak Sinta dan Lidya ini. Wonder woman banget. Gak semua cewek pede dan berani jadi supir transportasi publik :D

    ReplyDelete
  2. jadi tambah pengen jadi sopir Uber yah Mbak..

    ReplyDelete

Powered by Blogger.