Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2015

Samsung Galaxy Note 5 Penunjang Hari Sibukmu

Pada awal kemunculannya di tahun 2011 silam, Samsung Galaxy Note hadir dengan keunikannya berupa  stylus sebagai pelengkap kinerja phablet tersebut. Namun seiring perkembangannya fungsi stylus  atau S Pen kian tahun kian dipadatkan, kian berisi, kian terdepan, serta kian mutakhir. Tak heran bila S Pen menjadi salah satu daya tarik yang ditonjolkan Samsung. Tidak hanya S Pen saja yang didongkrak kemampuannya melebihi kecakapan generasi sebelumnya. Beberapa teknologi sengaja ditanamkan untuk menaikkan popularitas Samsung Galaxy Note 5 dalam kancah perkembangan teknologi smartphone nan mutakhir. Kecanggihan-kecanggihan yang disematkan Samsung ke dalam produk flagship- nya ini dikupas habis dalam Samsung Unpacked 2015 yang diselenggarakan di Lincoln, Newyork. Dalam acara tersebut diungkapkan secara jelas seperti apa sich  fitur-fitur yang diusung oleh Samsung Galaxy Note 5. Setelah menyimak, mengkaji dan melihat langsung video dari Samsung Unpacked 2015 maka berikut...

Menjadi Baik itu Tak Gampang

Melakukan hal bodoh dan memalukan Itu terjadi ketika merasa diri dilecehkan Seharusnya perlawanan tidak serupa itu Namun apa daya Diri ini memang tidak paham untuk berpura-pura Bukan, bukan fisikku yang menderita Namun rasanya lebih pilu dari itu Tak terima diinjak Sikap pun berubah brutal Atau memang itulah diri sebenarnya Entahlah Sedih Ketika mengingat batas pertahanan diri Ternyata Tak mampu mengatakan bahwa usia telah dewasa Sikap buruk dilawan dengan yang buruk Sikap manis dibalas dengan yang lebih manis Otakku hanya mampu menangkap hal sesederhana itu Namun satu yang jelas Setelah kedunguan diperlihatkan Maka yang tampak Kita berdiri di sisi yang tak sama Kini, Kuhabiskan sikap burukku di sini Atas rasa yang menyiksa Biarlah kukembalikan itu kepadamu Mungkin Tuhan bisa membimbingmu Mengetahui seperti apa itu

Navigator nan Buruk

sumber gb : http://tngciremai.com/2013/07/kompas-navigasi-darat/ "Berenang minggu ini di Taman Modern ya bunda." seru miss Liza kepadaku. Taman modern. Komplek tua itu letaknya tidak jauh dari tempat tinggalku. Beberapa akses alternatif dapat ditempuh untuk meringkas waktu. Jembatan penyebrangan yang ada di belakang komplek adalah jarak tempuh terdekat yang bisa kulalui. Sayangnya potong kompas itu hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki.  Huft,  berjalan kaki di komplek kami menjadi tantangan yang berat bagiku. Di tempat kami banyak penghuni yang gemar sekali memelihara anjing. Semasa aku kanan-kanak binatang itu kerap membuatku lari tungang langgang. Hampir setiap pulang mengaji dari langgar yang berada dekat dengan kantor polisi, aku selalu gentar bila berpapasan dengan Herder peliharaan pak polisi. Jarak kami memang tidak terlampau dekat, tapi begitu si Herder menyalak langsung membuatku lari terbirit-birit. Akhirnya jalan pintas menuju ke kolam renang...

Belajar Bertoleransi dari Sebuah Lomba

Bersujud kepada Allah Bersukur sepanjang waktu Setiap nafasmu, seluruh hidupmu Semoga diberkahi Allah Semoga dirimu semoga langkahmu  Diiringi oleh rahmatNya Alhamdulillah wa syukurillah Bersukur padamu ya Allah Kau jadikan kami saudara Indah dalam kebersamaan "Ayo siapa yang tau judul lagu tersebut?" seru Venus kepada anak-anak dengan usia yang cukup beragam. Mulai dari usia balita hingga remaja berlomba-lomba memeriahkan Eid Mubarak. Lomba yang khusus diperuntukkan kepada pengunjung hotel lawas yang bertempat di tepian Pantai Indah Ancol. Mulanya aku dan anak-anak tengah menikmati fasilitas yang disediakan oleh Mercure Hotel. Yaitu sebuah ruang bermain yang dibalut apik dengan sebutan cantik MiMo Kid's Mercure Hotel. Di situ anak-anak bisa bermain mandi bola, bermain boneka beserta rumah mininya, atau ananda bisa berpura-pura menjadi seorang juru masak handal. Beberapa play station  pun turut meramaikan. Atau pilih...

Di Sebuah Petang

"Ibu ini mirip bener sama bapak. Sukanya godain anak-anaknya. Pantes aja bapak sama ibu jadi suami isteri." seru anakku di suatu petang dalam perjalanan menuju pulang. "Itu namanya ibu sama bapak berjodoh Ro." timpal suamiku dari balik kemudi. Petang itu jalanan Jakarta lengang. Obrolan ringan antara si sulung dan bapaknya membuatku gatal untuk turut angkat bicara. Kulirik suamiku. Tampaknya tidak ada lagi yang akan ditambahkan oleh lelaki itu. Ah, benarkah sifat kami mirip? Apa iya karena itu lalu kami berjodoh? Ah, suamiku terlampau sibuk dengan kemudinya. Baiklah kucoba menyuarakan apa yang kupikirkan. "Hm, emang sifat ibu dan bapak sama ya Ro?" tanyaku memastikan. "Iya bu. Makanya sama eyang ti, ibu dan bapak dibilang jodoh." Hihi... Anak zaman sekarang. Tubuh mereka saja yang tampak mungil. Namun cara pikir mereka jauh melampaui usianya. Apakah pemikiran anak-anak kini memang dituntut lebih maju tinimbang generasi pendah...