Navigator nan Buruk

sumber gb : http://tngciremai.com/2013/07/kompas-navigasi-darat/

"Berenang minggu ini di Taman Modern ya bunda." seru miss Liza kepadaku.

Taman modern. Komplek tua itu letaknya tidak jauh dari tempat tinggalku. Beberapa akses alternatif dapat ditempuh untuk meringkas waktu. Jembatan penyebrangan yang ada di belakang komplek adalah jarak tempuh terdekat yang bisa kulalui. Sayangnya potong kompas itu hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki. 

Huft, berjalan kaki di komplek kami menjadi tantangan yang berat bagiku. Di tempat kami banyak penghuni yang gemar sekali memelihara anjing. Semasa aku kanan-kanak binatang itu kerap membuatku lari tungang langgang. Hampir setiap pulang mengaji dari langgar yang berada dekat dengan kantor polisi, aku selalu gentar bila berpapasan dengan Herder peliharaan pak polisi. Jarak kami memang tidak terlampau dekat, tapi begitu si Herder menyalak langsung membuatku lari terbirit-birit. Akhirnya jalan pintas menuju ke kolam renang pun menjadi tidak berguna bila harus ditempuh dengan berjalan kaki.

"Ya sudah bawa mobil saja bu." begitu saran suamiku.

Wah, jawaban dari suami menjadi tantangan yang lain bagiku. Pertama, aku belum lihai bila mengendarai roda empat. Kedua, aku adalah navigator yang buruk. Memalukan. Jalanan di komplek tetangga sebalah saja aku tidak hapal. Berulang kali aku ke kolam renang yang ada di sana selalu melewati tempat-tempat yang salah. Biasanya setelah dua, tiga atau empat kali aku bertanya barulah bisa sampai di tujuan. Kacau. Tapi tidak ada pilihan lain, aku musti lewat jalur depan dan menggunakan roda empat. Gaya. Roda dua bisa saja kugunakan. Tapi ketika aku mendapat celah si roda empat boleh dikeluarkan dari kandang disitulah aku merasa tertantang. hehe. 

Lurus saja, mentok belok kiri, lurus, mentok belok kiri, lurus, mentok belok kanan. Kuikuti petunjuk yang kudapat dari suamiku. Meski tidak begitu yakin apakah aku telah benar-benar menghapalkan arahan dari suamiku atau tidak. Pokoknya jalan saja dulu, masalah tersesat atau tidak itu urusan belakangan. Nekat.

Perpaduan dari keahlian mengemudi yang tidak mumpuni dan pengetahuan navigasi yang payah tidak membuatku menyerah. Setelah usaha meraba-raba jalan-jalan mana saja yang harus kulalui tibalah kami di titik kebimbangan. Terus tak yakin, belok kiri pun tak terlampau paham, dan aku sedikit curiga bila aku memutar arah kemudi. Satu pertanyaan kepada seorang wanita di tepi jalanlah yang akhirnya berhasil menghantarkanku selamat sampai tujuan. Yay...

Parkir. Benar-benar hari yang penuh dengan tantangan. Satu aksi lagi yang menjadi polemik di pagi kami. Dua bulan lalu kasus parkir memarkirkan mobil menjadi obrolan hangat diantara para siswa. Konon bagian ini adalah yang tersulit. Dan kini aku menghadapinya sendiri. Tanpa pendamping, tanpa instruktur, dan hanya ditemani oleh si kecil yang duduk manis di belakangku.

Dan lihatlah area parkir sudah penuh, hanya ada ruang kosong di sisi jalan yang berada tepat di muka pintu masuk kolam renang. Di belakangku beberapa orang tua murid menungguku memarkirkan mobil kami. Baiklah, kuparkirkan saja di tepi sini saja. Sedikit menghalangi mobil-mobil yang hendak keluar nanti, tapi akan kuusahakan untuk keluar lebih dulu dari mereka.

Kegiatan renang selesai, segera kutarik si kecil untuk dibersihkan lalu membeli sedikit makanan dan segera pergi. Aku tidak ingin pulang dengan keramaian yang membuatku panik. Ketika aku gugup, aku tidak bisa berpikir jernih. Aku tidak mau seperti itu. Dan tidak perlu menunggu lama. Segera kubawa lari roda empatku. 

Aku memang navigator yang buruk. Jalan menuju ke kolam renang tak paham, dan ketika hendak pulang pun tak mengerti arah mana yang harus diambil. Payah. Bila dari rumah kami tidak tersesat, maka menuju rumahlah kami berbelok ke arah-arah yang salah. Beberapa pertanyaan terlontarkan ke mereka yang kutemui di jalanan komplek. 

"Ibu, malu-maluin aja nanya-nanya terus." kalimat itu akhirnya keluar juga dari mulut mungil bocah empat tahun yang sedari tadi duduk tenang di kursi belakang tanpa nangis dan selalu tersenyum manis. hehe.. Maafkan ibu. Ibumu ini memang payah dalam hal navigasi nak. :D

Related Posts

4 comments

  1. sama mak, aku pun kalo ditanya tentang alamat ato lokasi bingung juga
    buta arah...

    ReplyDelete
  2. betul banget mba kalo di tanya alamat aku juga suka lupa gak tau arah hehehe

    ReplyDelete

Powered by Blogger.