Kecewa
kerja keras selama ini tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan. Sebagian mungkin ada yang
merasakan seperti itu. Atau
ada juga dengan sedikit kerja keras sudah bisa menghasilkan lebih dari yang
diharapkan. Atau
seperti yang terakhir ini, kerja
keras yang udah ada sebanding dengan hasil yang diterima. Wah kalo yang terakhir, memang inilah yang
diharapkan.
Padahal
sama-sama berkerja keras tetapi hasil yang diterima bisa berbeda-beda gitu ya?? Yang salah kerja kerasnya,
orangnya atau hasilnya??
Bagaimana kalo
kita melihat beberapa kisah dari orang-orang pinggiran, bukan merupakan kisah-kisah
sukses dari orang-orang yang berkerja keras. Hanya kisah-kisah sederhana dari
orang-orang sederhana.
Kisah pertama,
kisah pak Budi tukang bubur keliling langganan saya. Pak Budi berjualan bubur sudah 20
tahun lamanya, dengan menggunakan sepeda ontel yang dilengkapi box yang terbuat
dari kayu,bubur dan teman-teman
pelengkapnya diletakkan di dalam box kayu
tersebut. Rasa
bubur buatan pak Budi adalah yang terbaik diantara tukang bubur keliling yang ada di komplek saya. Pak Budi
adalah penjual yang ramah, karenanya tak jarang kami suka mengobrol disela-sela
kesibukan pak Budi menyiapkan pesanan. Pernah suatu ketika pak Budi
menceritakan kisah langganan lamanya, sebut saja mr.X. Mr.X sudah lama
berlangganan dengan pak Budi, hingga saya membuat tulisan ini, mr.X masih setia
berlangganan bubur dengan pak Budi, tidak heran, karena rasa bubur pak Budi
memanglah enak. Menurut pak Budi, mr.X dulu tidak sekaya sekarang, tapi dengan
berjalannya waktu kekayaan mr.X trus bertambah. Kekayaan itupun dilengkapi dengan
anak-anak mr.X yang cukup berhasil di bidangnya masing-masing. Perjalanan waktu
karir mr.X hampir sama dengan perjalanan karir pak Budi. Tetapi setelah 20
tahun kemudian karir mr.X terus meningkat, sementara karir pak Budi tidak
berbeda jauh dengan 20 tahun sebelumnya. Perbedaan yang begitu mencolok.
”haha ya
jelas mbak orang dia seorang pegawai, tapi Alhamdulillah saya masih seperti
ini, masih ada langganan yang mau beli sama saya, ya Alhamdulillah mbak”
mengakhiri kisahnya.
Kisah kedua
adalah penjual kue putu ayu yang juga langganan saya, pak Putu saya
memanggilnya. Sama seperti pak Budi,pak Putu sudah lama berjualan keliling. Bertahun-tahun
mendedikasikan dirinya untuk berjualan kue putu ayu. Pak Putu adalah satu-satunya
penjual kue putu ayu yang ada di komplek saya. Pernah suatu ketika saya iseng
melontarkan pertanyaan “kenapa masih bertahan untuk tetap berjualan kue putu
pak?”, tanya saya saat itu. “Cuma ini keahlian yang saya punya mbak, yang
penting saya masih bisa mencukupi kebutuhan keluarga saya sehari-hari “, jawab
pak Putu.
Kisah ketiga
adalah penjual otak-otak keliling. Teriakan penjual otak-otak ini sangat khas.
Pertama kali saya mendengarnya, saya tidak tahan untuk tidak tersenyum bahkan
tertawa. Suaranyalah yang menjadi ciri khas, dan penjual keliling ketiga inipun
adalah orang lama di bisnis ini. Sudah bertahun-tahun dia berjualan otak-otak. Dengan
style yang sama, sepeda ontel, box kayu, dan suara khasnya.
“udah lama
jualan otak-otaknya pak?”, tanya saya penasaran.
“udah lama
mbak, udah bertahun-tahun saya jualan otak-otak, saya pernah coba usaha di
bidang lain tapi tidak cocok buat saya, otak-otak ini kerjanya lebih nyantai dibandingkan
usaha-usaha saya yang lain,dulu saya pernah jadi supir angkot, capenya luar
biasa, belum lagi saya dikejar-kejar sama setoran. Pusing saya dibuatnya”,
jawabnya panjang lebar.
Ketiga
kisah penjual keliling di atas tentunya dibarengi dengan kerja keras. Bayangkan
mereka melakukannya selama bertahun-tahun. Masih dengan gaya yang sama, dengan sepeda
atau gerobak yang sama. Apakah mereka mengeluh? Saya tidak tahu, terlepas dari
mengeluh tidaknya mereka, dengan mereka bisa bertahan selama bertahun-tahun di
bisnis yang sama merupakan pencapaian yang luar biasa menurut saya.
Kadang kerja
keras tidak selalu harus berakhir pada jumlah materi. Tapi merupakan salah satu cara dalam memaknai
hidup ini untuk lebih berarti. Saya tidak bermaksud menggurui, karena saya
hanya orang biasa yang masih perlu banya belajar lagi tentang kehidupan ini. Belajar
dari hal-hal yang sederhana, sedikit memudahkan saya dalam melihat nilai-nilai
dari kehidupan itu sendiri.
No comments:
Post a Comment