Kenali Gejalanya, Tuberkulosis Bisa Disembuhkan

Sebagai orang yang awam dalam bidang kesehatan, Tuberkulosis membuat saya selalu khawatir bila berdekatan dengan seseorang yang sedang batuk-batuk. Dulu, sewaktu saya kecil ada salah satu pegawai orang tua saya, kak Ujang, dikabarkan terkena Tuberkulosis. Tapi saya tidak terlalu mengerti saat itu, karena masih anak-anak. Entah sejak kapan tepatnya, kak Ujang sudah tidak berkerja lagi dengan orang tua saya. Sekian lama saya tidak mendengar kabar tentang beliau. Hingga kabar duka itu sampai ke telinga saya ketika saya sudah menjadi seorang ibu. Meninggal karena Tuberkulosis, terbayang kembali badannya yang kurus, gaya hidupnya yang tidak bisa jauh dari rokok. Kak Ujang, beliau yang sering bermain dengan saya kecil, bercanda, tertawa. Ah, meyesal saya tidak sempat berjumpa dengannya sebelum kepergiaan beliau ke alam sana. Saya tidak tahu apakah orang-orang yang disekitar beliau sudah mengambil langkah-langkah kesehatan yang tepat. Mengingat Tuberkulosis ini sudah cukup lama menggrogoti tubuhnya yang kurus. 

"katanya si A kena Tuberkulosis", seorang ibu yang berkerja paruh waktu di salah satu rumah teman saya mengabarkan bahwa si A, ojek langganan saya terkena penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis . 

"masa sich bu?", tanya saya sedikit kurang percaya. Walau kabar itu belum tentu benar tapi ada rasa takut yang tiba-tiba menghinggapi hati saya. Selama ini saya lihat si A tidak memiliki masalah dengan kesehatannya. Tapi bila melihat tubuh A yang kurus, membuat saya memiliki pikiran yang sama dengan si Ibu.

TUBERKULOSIS/TB

Tuberkulosis/ TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. TB dapat ditularkan melalui udara. Gejala dari penyakit ini antara lain :
  • Batuk lebih dari tiga minggu berdahak, tanpa dahak atau pun berdarah.
  • Berat badan yang menurun drastis 
  • Demam serta sakit pada bagian dada 
  • Rasa lelah dan lemah 
Ketika seseorang yang sakit TB batuk, bersin, berbicara atau meludah, mereka memercikkan kuman TB atau  bacilli ke udara. Seseorang dapat terpapar dengan TB hanya dengan menghirup sejumlah kecil kuman TB. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penyakit ini yaitu kebiasaan merokok, pencemaran udara atau polusi, dan tertular oleh suspek TB lainnya. Tuberkulosis ini biasanya menyerang sebagian besar usia produktif yaitu antara 15 s/d 55 tahun.


MDGs ( Milennium Development Goals)

MDGs adalah deklarasi milennium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Salah satu butir dari MDGs adalah memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya (MDG-6), termasuk di dalamnya penyakit Tuberkolosis. Pencapaian indikator MDGs untuk TB di Indonesia cukup memuaskan dan diperkirakan untuk semua indikator akan dicapai sebelum waktu yang ditentukan pada tahun 2015. 

Berbagai program pemerintahan pun dicanangkan demi tercapainya MDGs pada tahun 2015 nanti. Pemerintah berupaya keras dalam memerangi penyakit kematian nomor satu dari golongan penyakit infeksi pada golongan semua usia.

Salah satu strategi yang digunakan pemerintah Indonesia adalah DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse chemoterapy) yang merupakan rekomendasi dari WHO. Sudah lebih dari satu dekade strategi DOTS diperkenalkan di Indonesia.  Bersama dengan itu, menurut Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH menyatakan Indonesia telah membuat kemajuan luar biasa dalam pengelolaan program pengendalian TB yang efektif.

Meskipun demikian masih banyak tantangan dalam pengendalian TB di Indonesia, seperti TB Multiple Drug Resistant (MDR), TB rokok, TB dan Diabetes Militus. Oleh karena itu, pengendalian TB memerlukan partisipasi semua pihak di seluruh tanah air dan dukungan seluruh lapisan masyarakat, agar Indonesia bebas TB tahun 2050. Begitulah harapan Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, Ms.c Ph.d, Wakil Menteri Kesehatan pada saat memperingati hari TB sedunia tahun lalu, 24 maret 2013.

BEROBAT GRATIS, PASIEN BISA SEMBUH ASAL PATUH

Pasien Tuberkulosis tak perlu cemas karena penyakitnya bisa disembuhkan. Bila masyarakat sudah mengenali gejala-gejala awal dari penyakit TB, segera periksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. Untuk diagnosa awal pengobatan diberikan secara gratis. Pasien TB yang masuk ke dalam program pemerintah, semua biaya pengobatan akan ditanggung pemerintah.

Kepatuhan menjalani pengobatan secara teratur selama enam bulan dan rutin meminum obat merupakan kunci keberhasilan penyembuhan pasien TB. Karena jika hal tersebut tidak dilakukan secara teratur, penyakit TB ini akan menjadi kebal terhadap obat, kuman Mycobacterium TB tidak lagi mempan terhadap obat Rifampisin dan Isoniazid, dua obat penting dalam pengobatan Tuberkulosis. Biasa disebut TB Multi Drug Resistant (TB-MDR).

image kartun diambil di sini
STOP Tuberkulosis

gb dari sini

Pada tahun ini Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan ke-2  Forum Stop TB Partnership  kawasan Asia Tenggara, Pasific Barat dan Mediterania Timur. Dalam pertemuan yang diikuti 100 peserta dari 13 negara anggota WHO juga hadir dan memberikan sambutan Dr. Kranchit Limpakarnjanarat, kepala perwakilan WHO untuk Indonesia; Mark Dybul, Executive Direktor of Global Fund for AIDS, Tuberculosis and Malaria dan Dr. Lucica Ditiu, Executive Secretary of Global Stop TB Partnership.

"AMPLIFY AND SUSTAIN OUR SUCCESSES IN TURBERCULOSIS CONTROL" adalah tema pertemuan tahun ini. Bertujuan untuk berbagi informasi tentang situasi terkini, pelaksanaan dan tantangan dalam upaya melibatkan kemitraan yang luas dalam program penanggulangan TB. Tiap negara diwakili 3 peserta terdiri dari Pengelola Program TB Nasional, National Stop TB Partnership dan NGO ( Non Government Organisation ).

Pada pertemuan ke-2 Forum Stop TB, yang berlangsung pada tanggal 3 Maret 2014 yang lalu, Arifin Panigoro, ketua Forum Stop TB Partneship Indonesia (FSTPI), menyatakan bahwa menurut laporan WHO tahun 2012, Tuberkulosis (TB) masih merupakan masalahan kesehatan global. Diperkirakan 8,6 juta orang terjangkit penyakit TB dan 1,3 juta orang diantaranya meninggal (termasuk 320.000 kematian diantaranya adalah orang dengan HIV/AIDS (ODHA)). Angka yang tidak sedikit.

GeneXpert


gb diambil dari sini
Adalah teknologi baru yang memungkinkan dokter mendiagnosa Tuberkulosis dalam waktu hanya kurang dari dua jam dengan akurasi tinggi, termasuk Tuberkulosis yang sudah resistensi terhadap Rifampisin, salah satu obat terkemuka yang digunakan untuk penngobatan tahap awal.

Cara kerja GeneXpert jauh lebih akurat daripada metode konvensional dengan memeriksa sputum (dahak) di bawah mikroskop. GeneXpert langsung meneliti dan mengurai DNA bakteri.

Pada 2010, Peter M Small dan Madhukar Pai dalam editorial New England Journal of Medicine menulis harapan baru terhadap pemberantasan TB dangan ditemukannya GeneXpert. Mereka mengatakan, cara paling banyak digunakan untuk mendiagnosis TB selama kurun waktu 125 tahun belakangan adalah pemeriksaan sputum dengan mikroskop dan separuh dari seluruh kasus TB luput diamati dengan cara ini. Dengan kata lain, banyak dokter yang salah mendiagnosa karena menggunakan alat yang tidak tepat.

Melalui serangkaian uji coba oleh ahli, New England Journal of Medicine menyebutkan, GeneXpert telah memungkinkan seorang para medis yang tidak terlatih mendiagnosa Tuberkulosis dan mendeteksi Tuberkulosis resisten terhadap Rifampisin dalam waktu sembilan puluh menit.

BERSAMA PASTI BISA

Kembali ke permasalahan si A, ojek langganan saya, dikabarkan bahwa si A terkena penyakit Tuberkulosis. Kabar itu dikemudian hari diklarifikasi oleh si pembawa pemberita, si Ibu, bahwasanya si A sudah diberi pengobatan secara tepat. Penyakit yang di derita si A dinyatakan sembuh oleh orang terdekat si A. Kebenaran berita itu pun tidak saya klarifikasi langsung kepada si A. Saya rasa permasalahan yang dia hadapi sudah lebih dari cukup tanpa saya ikut campur di dalamnya, jadi saya tidak perlu mengklarifikasi kebenarannya. 

Namun pernyataan si Ibu tidak langsung saya terima begitu saja, setelah tahu kesehatan si A sedang tidak baik, lalu beberapa hari kemudian dikabarkan sembuh, saya tidak langsung percaya. Curiga ada yang disembunyikan dari saya, saya pun berhenti berlangganan ojek dari si A. Sungguh saya tidak berlaku adil dalam hal ini. Tapi inilah kenyataan yang ada di lapangan.

Dua kasus Tuberkulosis, ada semacam ketakutan terhadap orang-orang yang mengidap penyakit Tuberkulosis ini. Menghindari bagi sebagian orang adalah pilihan yang harus dilakukan, termasuk saya. Hal ini karena begitu mudahnya cara penularan dari TB, dan tidak adanya pengetahuan yang cukup tentang cara penyembuhan dari Tuberkulosis itu sendiri.

Bersama pasti bisa, jika semua elemen masyarakat mau berkerja sama untuk menemukan dan mengambil tindakan-tindakan yang tepat bagi orang yang menderita penyakit Tuberkulosis, akan meminimalisi nilai kematian yang disebutkan di atas. Menemukan bukan untuk dihindari, tapi segera mencari tahu langkah-langkah mana yang harus diambil untuk kesembuhan si penderita Tuberkulosis.

Dengan teknologi yang semakin berkembang, keakurat dari diagnosa lebih terjamin seharusnya bisa memberikan jawaban yang selama ini dibutuhkan oleh masyarakat. Semoga kita tidak hanya terfokus pada pencapaian terhadap target MDGs pada tahun 2015 nanti, yang mengharuskan Indonesia kembali melaporkan kinerjanya kepada WHO mengenai pemberantasan TB, tapi juga bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa manusia. Dan angka-angka kematian itu kembali bisa ditekan sedemikian rupa hingga tidak tersisa, itu harapannya.

***
Kenali gejalanya, periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat apabila terasa ada gejalanya. Bila sudah positip terjangkiti kuman Mycobacterial tuberculosis, segeralah berobat dengan teratur dan hindari menulari orang lain dengan tidak batuk, bersin dan membuang dahak di sembarang tempat.

Cegah TB dengan gaya hidup sehat, olahraga teratur, gizi seimbang, lingkungan yang bersih, rumah yang sehat, udara dan sinar matahari yang cukup.

Referensi :
Tulisan ini diikut sertakan dalam
BLOG WRITING COMPETITION DALAM RANGKA HARI TUBERKOLOSIS


Related Posts

24 comments

  1. Komplit tulisannya. Dapat pengetahuan baru banyak disini. Kapan ya indonesia bebas TBC?

    ReplyDelete
  2. iya terima kasih mak coment nya. mungkin bisa di share ke rekan-rekan juga. semoga indonesia bebas TBC :)

    ReplyDelete
  3. ah jadi ingat waktu anak sy divonis dokter TB dr awalnya radang paru..tp sy ga yakin krn dokter cuma lait tes mantuk aja..lagian endurasi atau benjolannya kecil ga sesuai dgn yg saya googling..akhirnya 2nd opinio ke dokter anak lain n dilakukan pengecekan lain dgn cara dihitung skor gitu..alhamdulillah anak sy negatif.begitu juga diliat perkembangannya bln berikutnya anak sy ttp sehat n makin menunjukan kemajuan...ga kebayang deh klu fitry hrs minum obat yg ga seharusnya dia konsumsi.krn belakangan sy ketemu ada anak umur 4 thn yg tuli krn mengkonsumsi obat TB. ironis #blogwalkingmalming

    ReplyDelete
  4. Alhamdulillah ya mak, fitri sehat wal afiat...ternyata penggunaan obat secara terus menerus, memiliki dampak yang lain juga...huft...lebih baik mencegah ya...makasih udah sharing ilmu di sini mak... ^^

    salam kenal :)

    ReplyDelete
  5. dulu TB pernah dianggap sebagai penyakit mematikan, saya dengar pernyataan itu dari kakek yang usianya hampir seratus tahun (semasa hidupnya).

    tapi syukurlah sekarang pengobatan sudah sangat baik perkembangannya, berharap Indonesia bisa bebas TB. Bersama kita bisa, :)

    ReplyDelete
  6. iya mak...penyakit yang ngabisin badan, makanya klo liat orang kurus2 , batuk2 dikira tbc...terlalu parno....

    yup, bersama kita bisa :)

    ReplyDelete
  7. hmmm jadi ngerti banyak nih tentang penyakit tuberkulosis....

    goodluck mak

    ReplyDelete
    Replies
    1. alhamdulillah mak...saya juga lagi belajar mak..ngikutin lomba sembari menggali ilmunya..senang bila tulisan ini bermanfaat...

      amin...makasih mak ^_^

      Delete
  8. wah kalau ini lebih keren postingannya..akurat hehe, moga sukses mak

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha...bisa aja mak....untuk nulis ini belajar dulu saya mak...semoga informasi yg disampaikan pun tidak melenceng..susah kalo udah mak-mak, daya tangkapnya banyak berkurang...hihi

      iya, amin...makasih mak ^^

      Delete
  9. Semoga Indonesia segera bebas TB, apalagi ada pengobatan gratisnya

    ReplyDelete
  10. TBC memang menakutkan karena akibatnya fatal ya Jeng
    Artikelnya legkap banget sehingga mudah difahami dan diikuti tipsnya
    Semoga berjaya dalam lomba
    Salam hangat dari Surabaya

    ReplyDelete
  11. matur suwun pak dhe untuk kunjungan keduanya....iya pak dhe, akan fatal dampaknya klo pasien ngeyel dlm pengobatannya

    amin pak dhe..salam hangat juga dari jakarta ^_^

    ReplyDelete
  12. Wah, mantap artikel tentang TB-nya, sarat informasi. Jadi inget senior saya di kampus dulu, penelitiannya tentang DNA bakteri resisten TB. *Duh, jadi ingin ngampus lagi, menimba ilmu :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hi mbak noor .. gak juga mbak, artikel ini blm ada apa2nya hehe...tapi thank you udah mau mampir ya...oya semoga wishful wednesday-nya terkabul ^_^

      Delete
  13. Anonymous12:53 pm

    ini penyakit jarang yg ngeh tapi bahaya luar biasa. apalagi penyebarannya lewat udara. mesti waspada ya jeng.. sukses buat kompetisinya :D

    ReplyDelete
  14. Anonymous9:55 pm

    Bagus tulisannya mak. Semoga menang

    ReplyDelete
  15. Lengkap sekali informasinya Mak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. dusahakan lengkap mak, klo pun blm, ya itulah batas kemampuan saya haha

      makasih udah mampir :)

      Delete
  16. Tulisannya lengkap, informatif :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe makasih mak sudah mampir :)

      Delete

Powered by Blogger.