Sebagai ibu kota negara Indonesia, Jakarta, tentunya memiliki daya tarik tersendiri. Daya pikatnya yang luar biasa menjadikan kota ini sebagai kota tujuan bagi sebagian penduduk Indonesia. Dari berbagai pelosok negeri berlomba-lomba menggagahi Jakarta yang sudah tidak berdaya. Polusi dari berbagai polutan pun ikut mewarnai kota ini. Tapi meskipun begitu, Jakarta masih mampu membius para pendatang yang ingin mencoba mengadu nasib di kota metropolitan ini. Ada saja alasan untuk datang ke kota Jakarta, entahlah itu merupakan urusan bisnis, pekerjaan, pendidikan atau sekedar melepas rindu terhadap hiruk pikuk kota Jakarta. Jakarta memang memiliki banyak warna, sehingga tidak heran bila warna-warna itu menjadi magnet bagi Jakarta.
Jakarta, dengan segala macam pemberitaan tentangnya, keluh kesah penghuninya, tata kota yang amburadul, dan banyak lagi hal negatip yang bisa menggambarkan Jakarta saat ini. Membuat Jakarta harus menyandang predikat kota yang kurang baik. Namun terlepas dari itu semua, Jakarta menyimpan berjuta kenangan, tentang sejarah dan hegemoni yang terjadi di Jakarta. Sejarah yang dicipta oleh kota ini masih bisa kita jumpai melalui bangunan-bangunan tuanya. Begitu pun dengan keanekaragaman budaya Indonesia, melalui kawasan taman wisata bertema Budaya Indonesia, Jakata menghadirkannya dalam bentuk yang lebih menarik.
Taman Mini Indonesia Indah
Bermula dari gagasan salah satu Ibu Negara Indonesia, Siti Hartinah Soeharto atau lebih akrab dengan panggilan Ibu Tien Soeharto, tentang keinginan beliau untuk membangkitkan kebanggaan serta rasa cinta kepada bangsa dan tanah air, dan memperkenalkan Indonesia kepada bangsa-bangsa lain di dunia diwujudkannya dalam bentuk pembangunan miniatur Indonesia "Indonesia Indah". Berbagai aspek kekayaan alam dan budaya Indonesia sampai pemanfaatan teknologi modern ditampilkan di miniatur Indonesia "Indonesia Indah". Miniatur Indonesia "Indonesia Indah" atau lebih dikenal dengan sebutan Taman Mini "Indonesia Indah" (TMII) ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 April 1975.
TMII terus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman yang terus berubah dari waktu ke waktu. Kemajuan teknologi yang mengikutinya tidak membuat TMII dapat dengan mudah dilupakan begitu saja. Tumbuh suburnya berbagai tempat-tempat wisata tidak menjadikan namanya tenggelam atau mati dimakan usia. TMII terus memberikan kotribusi-kontribusinya untuk Indonesia. Karena eksistensinya inilah menjadikan TMII sebagai lembaga konservasi dan lembaga pelestari budaya Indonesia.
Tiga puluh sembilan tahun sudah, dan selama rentang waktu tersebut banyak yang telah dilakukan oleh TMII. Program-program TMII dirasakan telah memberikan andil yang cukup berarti bagi Indonesia. Maka tak heran bila Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemendikbud) tidak pernah absen mengajukan TMII sebagai nomisasi dalam kategori "The Best Practice" ke UNESCO. Hal ini sebagai bentuk upaya pemerintah dalam memperkenalkan TMII secara luas ke dunia Internasional.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang kebudayaan (Wamenbud), Wiendu Nuryanti, mengatakan bahwa TMII memberikan ruang bagi budaya daerah untuk tetap eksis. Tidak semua negara memiliki fasilitas seperti TMII. Ia berharap tahun ini TMII bisa lolos di UNESCO dan bisa ditetapkan menjadi warisan budaya dunia seperti Subak[1] dan Noken[2].
Berkunjung ke TMII
Pertama kali aku berkunjung ke TMII adalah ketika aku masih duduk di sekolah dasar. Datang dari daerah dengan harapan bisa menikmati semua fasilitas yang ditawarkan oleh TMII. Selama perjalanan terbayang TMII dengan berbagai wahana rekreasinya. Membuat perjalanan yang cukup lama tidak terasa. Berangkat dari tanah seberang berbekal sedikit pengetahuan tentang TMII. Iya, karena saat itu aku hanya tau satu hal saja tentang TMII, wahana rekreasinya, khususnya pertunjukan teater IMAX keong mas. Walaupun sebagai anak daerah, inginlah rasanya aku bisa menyaksikan pemutaran film dengan menggunakan teknologi canggih. Pada saat itu teknologi belum berkembang pesat seperti saat ini, sehingga kehadiran teater IMAX keong mas membuat banyak anak Indonesia penasaran, salah satunya aku.
Tahun berganti, aku pun menjadi seorang ibu. Dengan berbagai jenis wisata yang ditawarkan saat ini, TMII masih termasuk dalam salah satu prioritas tempat wisata yang wajib dikunjungi. Kesempatan berkunjung TMII pun kembali hadir, kali ini giliran putri sulungku yang berkesempatan melihat pesona TMII yang tidak pudar oleh waktu. TMII masih mampu memberikan pesonanya tanpa melupakan tujuan awal dibangunnya TMII, yaitu sebagai wahana pelestari budaya nusantara dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
Kesempatan pertama berkunjung ke TMII menyapa putri sulung ku saat usianya empat tahun. Melepas rindu bersama eyangnya sambil menikmati TMII sungguh hal yang sangat menyenangkan putriku. :)
Sarana Keliling
Dengan adanya sarana dan prasarana yang disediakan memudahkan para pengunjung untuk mengelilingi TMII. Mengelilingi TMII dengan berjalan kaki dengan luas area yang mencapai lebih kurang 150 hectare atau sekitar 1,5 kilometer persegi, bukan perkara gampang. Tapi tidak menutup kemungkinan bila pengunjung tetap memaksakan diri untuk mengelilingi TMII dengan berjalan kaki. Kondisi ini harus didukung dengan fisik yang bagus. Bila ke TMII membawa serta balita atau manula, lebih disarankan untuk tidak melakukannya. :)
Menikmati berkeliling TMII menggunakan 'Mobil Keliling'
Wahana Rekreasi
Snowbay Waterpark, Istana Anak Indonesia, Teater Imax Keong Mas, Kereta Gantung 'Sky Lift' adalah sebagian dari wahana rekreasi yang disediakan oleh TMII. Dari sekian banyak wahana rekreasi yang bisa dijumpai di TMII, empat yang disebutkan di awal termasuk wahana yang wajib dikunjungi khususnya bagi putri sulungku. Bukan berarti wahana yang lain tidak menarik, tapi waktu satu hari belum cukup bagi kami untuk menikmati semuanya.
Beberapa wahana rekreasi yang ada di TMII
Bermain, bergembira rame-rame di 'Snowbay Waterpark'
Mengelilingi TMII menggunakan 'Sky Lift'
Inilah tujuan utama si sulung ke TMII, foto bersama badut-badut lucu ^_^
Tempat Ibadah
Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu jua, semboyan dari negara Indonesia ini dapat dipresentasikan secara baik oleh TMII. Keanekaragaman budaya terangkum secara sempurna dalam miniatur Indonsia 'Indonesia Indah'. Begitupun dengan adanya tempat-tempat ibadah yang disediakan oleh TMII. Selain memberi kemudahan bagi pengunjung untuk tetap bisa menjalankan ibadah seperti biasanya. Melalui ini TMII ingin menunjukkan bahwa Indonesia berbeda dalam banyak hal, namun perbedaan itu bukanlah menjadi penghalang bagi persatuan dan kesatuan bangsa. Setidaknya itulah harapan ke depan bangsa ini, bersatu di atas perbedaan.
Bangunan keagamaan diwakili oleh beberapa rumah ibadah agama resmi yang diakui di Indonesia, hal ini untuk menggambarkan toleransi dan keselarasan hubungan antar agama di Indonesia
Taman
Kepedulian TMII terhadap kelestarian satwa menjadikannya sebagai salah satu lembaga konservasi taman satwa. Hal ini terealisasikan pada tahun 2010, TMII dinobatkan sebagai Taman Satwa Taman Konservasi oleh Menteri Kehutanan Republik Indonesia.
Taman Mini Indonesia Indah sebagai salah satu lembaga konservasi flora dan fauna, memberikan kotribusinya dengan mengembangbiakkan dan menyelamatkan tumbuhan dan satwa dari kepunahan dengan tetap menjaga kemurnian jenis guna menjamin kelestarian keberadaan dan pemanfaatannya. Keanekaragaman flora dan fauna Indonesia dapat kita jumpai di taman-taman yang diberdayakan oleh TMII, seperti Taman Kupu-Kupu, Taman Reptilia, Taman Melati, Taman bekisar, Taman Kaktus, Taman Aquarium Air Tawar dan Taman Burung. Di sini pengunjung bisa belajar banyak hal tentang keanekaragaman flora dan fauna.
Beberapa taman yang ada di TMII
- Taman Aquarium Air Tawar
Dibangun sejak tahun 1992 dan diresmikan pada tanggal 20 April 1994, taman aquarium ini merupakan taman biota air tawar terbesar dan terlengkap kedua di dunia serta terbesar di asia. Taman aquarium air tawar juga membuka kesempatan kepada mahasiswa dan masyarakat umum untuk melakukan penelitian dan observasi berkait dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan peluang bisnis ikan hias.
- Taman Burung
Berfungsi sebagai loka-bina masyarakat perburungan, sehingga taman ini sering dijadikan ajang lomba burung, lomba bagi anak-anak dan siswa untuk mengenal lebih dalam mengenai burung, serta sebagai tempat penelitian bagi mahasiswa. Dari segi penangkaran dan pelestarian, taman ini telah berhasil mengembangbiakkan lebih dari 100 jenis burung, 30 jenis diantaranya merupakan jenis-jenis yang dilindungi dan langka. Untuk menjaga kesehatan hewan koleksi, taman dilengkapi sarana karantina sebagai tempat memisahkan burung yang sakit untuk mendapat perawatan.
- Taman Apotik Hidup
Secara resmi dibuka untuk umum pada tanggal 20 Apri 1984. Taman ini memiliki koleksi sekitar 400 jenis tanaman obat asli Indonesia.
- Taman Melati
Taman melati merupakan taman yang representatif, lingkungan yang indah dan bersih, dilengkapi dengan sarana pendukung menjadikannya nyaman dan ideal untuk berbagai kegiatan sekolah atau instansi. Beberapa sarana yang tersedia antara lain ruang terbuka hijau berikut bangku taman, bangunan gedung berukuran 20X8 meter, tempat pesta kebun dan pertemuan, aneka jenis tanaman melati dan tanaman hias, kolam air mancur dengan patung Dewi Melati, serta pembibitan dan bursa tanaman.
Anjungan
Indonesia sejak kemerdekaan hingga sekarang terus mengalami perubahan wilayah. Pada awal kemerdekaan, wilayah Indonesia hanya terdiri dari delapan provinsi, yaitu Sumatera, Borneo (Kalimantan), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku dan Sunda Kecil. Saat TMII diresmikan oleh Presiden Soeharto, jumlah provinsi Indonesia berjumlah dua puluh enam provinsi. Selang satu tahun diresmikannya TMII, Timor-Timor masuk menjadi bagian wilayah Indonesia dan menjadikannya sebagai provinsi ke dua puluh tujuh Indonesia. Hingga tahun 2000 anjungan-anjungan ini pun berjumlah dua puluh tujuh buah, menyesuaikan jumlah provinsi yang ada. Namun sangat disayangkan tahun 2002 Indonesia harus rela melepaskan Timor-Timor untuk keluar dari kedaulatan Negara Indonesia, menjelma menjadi Timor Leste membuat status anjungan Timor-Timor pun berubah menjadi museum Timor-Timor.
Lepasnya Timor-Timor dari tangan Indonesia tidak mengurangi jumlah provinsi Indonesia. Pemekaran-pemekaran yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia melahirkan beberapa provinsi baru. Hingga saat ini, Indonesia memiliki tiga puluh tiga provinsi, dan setiap provinsi telah terwakilkan dengan baik oleh anjungan-anjungan yang ada di TMII.
Saya benar-benar tidak pernah merasa bosan bila harus kembali mengunjungi anjungan-anjungan TMII. Pesona Indonesia tergambar dengan jelas disetiap bangunannya. Bentuk dan corak bangunan yang berbeda-beda menggambarkan kondisi lingkungan dan kebudayaan yang dimiliki masing-masing daerah. Setiap anjungan memberikan informasi yang lengkap mengenai cara hidup tradisional berbagai suku bangsa di Indonesia. Apakah itu tentang baju dan pakaian adatnya, tentang busana pernikahannya, tentang baju tarinya, atau bahkan tentang artefak etnografi yang ada seperti senjata khas dan perabot sehari-hari, atau tentang kerajinan tangannya. Semua bisa kita temui di anjungan-anjungan ini. Tidak sampai di situ, setiap anjungan pun dilengkapi panggung, amfiteater atau auditorium untuk menampilkan berbagai pertunjukan daerah. Dan khusus untuk ini, kita bisa menikmatinya di hari minggu. Kita akan dimanjakan oleh berbagai pertunjukan daerah seperti tarian tradisional, pertunjukan musik daerah, dan berbagai upacara adat. Untuk beberapa anjungan ada yang dilengkapi kafetaria atau warung kecil yang menyajikan masakan khas provinsi tersebut, serta dilengkapi toko cinderamata yang menjual berbagai kerajinan tangan.
Beberapa anjungan yang berada di TMII
Pada tahun 2011. TMII kembali mendapat penganugerahan, kali ini diperoleh dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, yaitu sebagai lembaga pelestarian budaya Indonesia. Menyandang gelar ini, TMII bertekad akan terus maju dan berkembang demi kemajuan bangsa.
Dirgahayu Taman Mini Indonesia
Bertambahnya usia TMII tidak hanya sebagai bukti sebuah eksistensi belaka, tapi sebagai bukti bahwa selama ini TMII telah berperan aktif dalam pelestarian budaya Indonesia. Sebagai wahana pelestarian budaya nusantara, TMII diharapkan bisa membangkitkan rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air.
Era globalisasi yang mulai merambah disegala bidang membuat rasa cinta terhadap bangsa dan negara mulai dipertanyakan. Bukan berarti cinta kita terhadap bangsa ini telah hilang, bukan, tapi rasa cinta kita terhadap bangsa ini mulai sedikit berkurang. Merambahnya budaya-budaya asing di dalam kehidupan berbangsa, hendaknya tidak melunturkan rasa cinta kita terhadap keanekaragaman budaya Indonesia. Tapi pada kenyataannya, tidak jarang kebudayaan asing menjadi tuan rumah di negara sendiri. Budaya-budaya asing lebih tampak menarik tinimbang budaya sendiri. Sehingga tidak heran bila budaya asing lebih sering dipuja dan dicinta.
Semoga ini hanya asumsi saya. Sungguh saya masih sangat mencintai bangsa ini, kehancuran bangsa ini tidak pernah terpikirkan oleh saya. Saya sangat bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia. Sedih ketika mengetahui ada anak Indonesia yang tidak mengerti sama sekali bahasa ibunya. Tidak habis pikir kenapa hal seperti itu bisa terjadi. Apakah rasa malu berbangsa Indonesia, bertanah air Indonesia sudah mulai menjangkiti generasi-generasi penerus. Semoga tidak. Inilah tantangan buat bangsa ini.
***
Tepat 20 April nanti, TMII kembali merayakan hari ulang tahunnya yang ke 39. Beragam acara akan menyemarakkan perhelatan tahunan TMII kali ini. Negeriku "Satoe" Indonesia, bisalah dijadikan sebagai momentum bagi keluarga-keluarga Indonesia untuk menumbuhkan kembali rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air Indonesia.
Sebenarnya harga tiket masuk ke TMII masih terbilang sangat bersahabat, tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam, tiket masuk sudah bisa dikantongi. Berhubung TMII sedang memperingati hari lahirnya, maka tepat pada tanggal 20 April 2014, mulai pukul 08.00-16.00 WIB, pengunjung TMII dibebaskan dari biaya masuk alias GRATIS. Perhelatan ini akan berlangsung selama sepuluh hari, 17-27 April 2014. Untuk setiap pembelian satu tiket pada tanggal 21-25 April 2014, pengunjung berhak mendapatkan satu tiket tambahan, buy one get one. Selama sepuluh hari, TMII akan menyajikan berbagai acara yang khusus dipersembahkan untuk para pengunjung TMII.
Kamu peduli terhadap kelestarian budaya nusantara, inilah kesempatan kamu untuk mengenal lebih dalam tentang keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia. Dan ini pun berlaku untuk saya, sepertinya sudah waktunya saya kembali mengunjungi TMII dalam waktu dekat. Bersama kedua putri saya, melihat lebih dekat pesona TMII. Bermain sambil belajar, memperkenalkan Indonesia sejak usia dini, memudahkan saya dalam menumbuhkan rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air Indonesia.
Selamat ulang tahun ke-39 TMII, semoga diusia mu yang semakin matang bisa memberikan kontribusi yang lebih untuk Indonesia. Dan UNESCO akan menerima pinangan mu untuk kategori warisan budaya tak benda. amin :)
Terus berjayalah TMII, lestarikan budaya Indonesia, rekatkan persatuan dan kesatuan bangsa, teruslah maju dan berkembang demi kemajuan bangsa. Negeriku "Satoe" Indonesia.
jadwal acara

referensi :
Gak berniat muji tulisan ini sih, cuma gimana lagi, tulisannya menarik minat untuk berkunjung lagi ke TMII... Btw, sekarang tiket masuk ke masing2 wanaha barapa ya ?
ReplyDeletehaha...itu yang lupa saya masukan pak...kisaran 10 - 30 ribu, snowbay 120 ribu..di web TMII tentang harga tiket setiap wahana sudah jelas...klo dimari dilarang muji, bahaya..tapi makasih udah mampir :)
DeleteHai Mbak Helni. Tulisannya bagus dan panjang. Saya banyak mendapatkan informasi di sini. Semoga sukses kontesnya :)
ReplyDeleteah om saya sangat takut dengan kata bagus itu...tulisan ini panjang karena banyak foto di dalamnya.....makasih sudah mampir :)
Deletedulu waktu belum nikah aku langganan ke TMII karena sanggar kesenian tempat aku belajar nari kerjasama dengan salah satu angjungan disana (anjungan sumatra selatan). sekarang setelah nikah tetap doyan kesana karena kayaknya ini tempat wajib yang harus dikunjungi oleh sodara dari sumatra yang datang ke jakarta, nomor dua setelah pasar tanah abang.
ReplyDeleteiya, gak bosen ya mbak.....makasih mbak sudah mampir dan berbagi cerita :)
DeleteAku dulu pas ke TMII sepi karena persiapan acara untuk presiden gitu. Lupa tepatnya. Imaxnya tutup :(
ReplyDeleteapril ini sepertinya bakalan rame mbak...ayo ke TMII lagi :)
Deletekomplit sekali bahasannya mak, semoga sukses ya
ReplyDeletesama2 mak....makasih udah mampir :)
Deletemelalui TMII saya bisa mengenali provinsi" yg ada di Indonesia, entah itu budaya, kesenian ataupun yang lainnya :) . DIRGAHAYU TMII ^^
ReplyDeletemakasih udah mampir :)
Deletebagus kk ikutan kontes blog..
ReplyDeletepngen ikutan coret2 di blog sya jg ah..
blogwalking http://indobarcanesia.blogspot.com/
aku udah liat blog kamu...rame euy...di mana2 ttg bola ya ...
Deletehehe iya rame bgt kya pasar malem ya ka.. :)
Deletesmoga kk bruntung ikutan lomba blognya..
iya, makasih :)
DeleteSelamat ya mbak menang juara 3. Tulisannya bagus :D
ReplyDeleteSalam kenal :D
o saya menang ya.....soalnya gak ada konfirmasi dr pihak tmiinya...
Deletesalam kenal juga ... :)