Aku duduk di beranda rumah. Menikmati senja dengan secangkir teh hangat dan kudapan ringan. Semilir angin membelai rambutku dengan mesra. Taman kecil itu memperlihatkan pesonanya. Bunga berwarna warni menghiasi setiap sudut taman. Dan kupu-kupu yang selalu mampu menggoda mataku untuk melirik setiap gerak geriknya. Tak pernah aku bosan dengan tingkah laku serangga bersayap sisik ini. Kehadirannya melengkapi senjaku.
Senja yang damai, taman yang indah, serta kupu-kupu yang mempesona. Senjaku hampir sempurna, jika mataku tidak menangkap semak di seberang sana. Rumput liarnya mengganggu pandanganku. Belum lagi ilalang yang menjulang tinggi. Sangat kontras dengan tamanku yang tertata rapi. Kuperhatikn rumput liar yang mulai berbunga, ilalang membuat pandanganku sedikit terhalang. Ingin rasanya aku mengibaskannya untuk melihat bunga rumput yang mulai tumbuh. Tapi aku enggan beranjak dari dudukku. Kuperhatikan gerak ilalang dan bunga rumput itu. Makin kuperhatikan, makin menarik untuk dicermati. Ah, betapa mereka menikmati keberadaan mereka di tepi jalan itu. Sepertinya senja kali ini bukan hanya miliikku.
***
Kembali aku duduk di beranda rumah. Kali ini bukan untuk menikmati senja, tapi untuk melihat semak di seberang sana. Bunga rumput dan ilalang itu telah menarik perhatianku. Beberapa waktu yang lalu, ada sekelompok anak kecil yang mencabut bunga rumput yang telah tumbuh. Tidak ada ampun bagi bunga rumput. Tangan-tangan kecil itu mencabut habis bunganya, tidak ada yang tersisa kecuali ilalang yang menjulang tinggi. Bunga rumput pun sudah berpindah ke tangan-tangan kecil itu, entah akan jadi apa di tangan mereka. Dan ilalang, tanpa bunga rumput, rasanya ada yang berbeda walau dia tetap berdiri dengan angkuhnya.
Kuperhatikan ilalang itu. Sepi, tidak ada bunga yang menemaninya. Kini yang tersisa hanya dirinya yang angkuh. Semak itu menjadi tidak menarik lagi tanpa kehadiran bunga rumput. Ilalang tidak menarik bagiku. Aku tidak terlalu suka dengan daunnya yang tajam. Melewatinya sering membuatku luka. Menghindarinya akan lebih baik bagiku.
***
Kini senja kembali menyapa. Beranda rumah selalu menggoda untuk disapa. Teh dan kudapan ringan menjadi pelengkap sempurna senja. Bunga-bunga di taman bermekaran penuh warna. Dan kupu-kupu, sepertinya serangga satu ini selalu sehati denganku. Mereka tahu waktu dan tempat yang tepat untuk bercengkerama antar sesama. Kehadiran kami melengkapi senja.
Di seberang sana aku masih melihat ilalang yang berdiri angkuh. Setelah bunga rumput tercerabut oleh tangan-tangan kecil, aku tidak terlalu memperhatikan keberadaan semak di tepi jalan itu lagi. Ilalang yang kesepian, pikirku. Tapi dia tetap berdiri angkuh. Menebar pesona ke segala penjuru. Terpaan angin seolah tidak mampu membuatnya rubuh. Dia akan kembali berdiri dengan angkuh. Angin hanya mampu menggoyangkan daunnya yang tajam atau menyibakkannya. Di saat itulah, aku melihat di balik ilalang sombong ada bunga rumput yang kembali tumbuh. Ah, akhirnya kamu kembali. Tapi, aku sudah tidak tertarik dengan cerita mereka.
***
Pagiku dikacaukan oleh suara ribut di depan rumah. Kantukku masih menggelayut, tapi suara itu makin mengganggu. Tampaknya tidurku memang harus ditunda. Dengan langkah berat kubuka pintu depan rumah. Sinar mentari menembus masuk ke dalam, menyilaukan mataku. Otakku masih berusaha menangkap apa yang kulihat, ramai. Ternyata kerja bakti telah dimulai. Sudah banyak tetangga yang berdatangan. Membawa perlengkapan yang dibutuhkan. Rencananya mereka akan membabat habis rumput liar di seberang sana. Akan digantikan oleh lidah buaya, sirih, lengkuas, jahe, kunyit dsb. Iya, tepi jalan itu akan dijadikan apotik hidup. Tidak akan ada lagi rumput liar. Begitu juga cerita ilalang dan bunga rumput yang sempat menyita perhatianku. Cerita itu berakhir sampai di sini. Aku terlanjur menyukai kisah mereka, tapi sayang semenjak tangan-tangan kecil itu mencabut paksa bunga rumput. Hasratku pun ikut lenyap bersamanya.
seperti pengalaman ya mak..
ReplyDeletesalam kenal mak, sila mampir ke blog saya. ^^
bukan pengalaman mak.. murni fiksi hehe...
Deletesalam kenal juga mak... sip, aku mampir... ^_^
salam kenal mak:)
ReplyDeletesalam kenal juga mak :)
Deletedr ilalang aja bisa jd cerita keren gini :)
ReplyDeletemakasih mak.. sdikit blajar dr ilalang angkuh :)
DeleteBakal kangen sama si ilalang, tapi apotik hidup juga akan bermanfaat :D
ReplyDeleteilalang yang dirindu ya mak..hehe..
Deletemakasih udah mampir, aku meluncur dech ke dunia kecil indi :)
ilalang oh ilalang, bisa banget nih yang nulis. Suka sama tampilan blognya juga, cozy gimana gitu :D
ReplyDelete:)
Deletemakasih udah mampir Erwin .....
keren dari ilalang jadi cerita yang panjang, kata2nya juga bagus, seperti buku buku dongen yang pernah saya baca buat keponakan hehe
ReplyDeletehehe masih mentah ini defa.. jauh dari kata bagus...tapi makasih udah mampir :)
DeleteKalau udah biasa nulis fiksi dari hal sederhana bisa jadi cerita, ya
ReplyDeleteBagi yang udah ahli, mungkin mak.. tapi klo saya blm ada apa2nya .. hehe..
Deletemakasih udah mampir :)