"Nah azan, ibu ayuk mandi, nanti adek telat ngajinya", si kecil akan segera heboh ketika azan asar berkumandang. Udah beberapa hari ini menjelang pukul empat sore di rumah kecil kami akan terdengar teriakan heboh si kecil dan si sulung. Si sulung, ah iya, mengenai anak pertama ku ini sebelumnya dia tidak begitu tertarik dengan masjid yang berada di dekat rumah. Entah karena kami baru menempati rumah kecil kami atau memang dia enggan untuk mengaji. Entahlah, aku tidak akan memaksa dia untuk mempelajari sesutau. Toh akhirnya si sulung pun ikut antusias dengan kegiatan sore kami. :)
"Ok, mandinya gantian aja ya dek, biarin mbak dulu setelah itu adek ibu mandiin," mandi secara terpisah akan lebih aman tinimbang mandi berbarengan. Ada saja yang menjadi pemicu keributan bagi kedua kakak beradik ini. Jarak lima tahun diantara keduanya ternyata bukan jaminan akan tercipta sedikit ketenangan di rumah mugil kami. hehe..
"Mbak mandinya cepat ya, nanti ngajiinya telat loh," kata-kata sikecil tak jarang membuat aku tersenyum simpul. Sikap si kecil yang selalu bersikap sok lebih dewasa dari usianya justru membuat keki si mbak. Sebagai seorang kakak, menurutnya permintaan dari si kecil seperti melewati batas wewenang sebagai seorang adik. Tampaknya menolak permintaan sang adik adalah pilihan yang lebih menarik bagi si kakak. Penolakan tidak dilihatkannya secara frontal, tetapi secara halus dan tersusun rapi, dampaknya tentunya tangisan si kecil. Kalo sudah begitu, ibunya akan "sedikit" murka, rasanya sabar harus lebih sering diundang di hati sang ibu. Mungkin inilah konsekuensi dari sikap si ibu selama ini. Tidak sabar, egois, bertemperamen keras dan masih banyak lagi sisi buruk sang ibu.. hehe... Memalukan... Aku cukup sadar diri akan kekuranganku untuk menjadi seorang ibu yang baik. Tapi inilah, bukan hanya anak yang belajar dari kita. Tapi orang tua memilki kesempatan yang sama dengan si anak. Itu pun kalo orang tuanya sadar akan kekeliruannya. Kalo tidak, ya tidak akan mengubah apa pun.
Tidak hanya menjelang mengaji saja urusan mandi akan menjadi sedikit ribet. Tapi walaupun begitu selalu terkendali donk sama ibunya. Ya iyalah, kalo enggak ya jangan panggil ibu, panggil aja tante. #halah
Yup, akhirnya setelah melewati berbagai macam ritual, sore yang cerah itu pun berjalan mulus. Rumah yang ditinggalin sudah rapi dan terkendali, anak-anak pun masih dalam kondisi ceria tidak ada awan mendung yang bergelayut di wajah-wajah manis mereka. Bahagia sudah jelas tampak di muka sang ibu. Kehadiran kami bertiga cukup harmonislah dengan cuaca sore yang ceria. Pergi mengaji pun dihiasi dengan senyuman di bibir-bibir mungil itu. Senang itu bila melihat mereka tersenyum tanpa beban. :)
"Ibu, cepat...nanti ngajinya telat loh" kata si kecil lucu..
No comments:
Post a Comment