Ingress First Saturday dan Museum Satria Mandala

Teriknya mentari tak begitu dirasakan oleh ketiga bocah yang berjalan riang mengitari taman Museum Satria Mandala. Kolam yang berisi sepasang burung air berukuran besar dari genus Cygnus famili Anatidae, Angsa, menjadi daya tarik tersendiri bagi ketiga bocah. Awalnya mereka sempat menggerutu dengan panas yang tidak bersahabat. Tapi itu hanya sebentar, karena setelah itu entah datang dari mana energi ketiga bocah itu. Apakah karena komplek makam di belakang masjid Al-Mubarok milik yayasana Pangeran Kuningan? Jangan salah paham dulu, ini tidak ada hubungannya dengan hal-hal mistik.

taman

Saya menemukannya terjepit gedung-gedung pencakar langit yang ada di bilangan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, menyempillah sebuah masjid milik yayasan Pangeran Kuningan, Masjid tua Al-Mubarok. Dari namanya saja pikiran kita langsung membayangkan sebuah bangunan yang sudah berumur. Namun sayang kamu tidak akan menjumpai kesan tua pada masjid tersebut. Ini karena masjid tua itu sudah mengalami pemugaran di banyak sudut. Meskipun begitu, sentuhan modernitas tidak mengubahnya menjadi semegah Istiqlal, pun tidak membuat namanya menjadi setenar Masjid Kubah Emas, hanya saja nilai historis yang dikandungnya membuat tempat ini menjadi istimewa bagi pengunjung seperti saya. Apalagi ini temuan saya yang tidak disangka-sangka. :)..

Posisi ini tidak jauh dari masjit tua Al-Mubarok, sayang saya tidak berani mengambil gambar masjidnya. Takut.... kamu taukan apa yang saya maksud ;)

Ingress First Saturday, karena inilah pada sabtu yang lalu kami berada di Museum Satria Mandala. Google berkerja sama dengan NianticProject meluncurkan sebuah permainan yang berbasis Augmented-Reality (AR), Ingress. Sebuah game yang menggabungkan dunia maya dan dunia nyata. Cerita ini diawali ketika ditemukannya bentuk energi baru yang bernama Excotic Matter (XM) oleh sebuah intelegensi dari dunia lain "shaper". "Shaper" bermaksud membagikan Excotic Matter melalui portal-portal yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Nah, pro dan kontra akan bentuk energi baru ini membuat manusia tepecah menjadi dua kelompok ( Faction ) yang berbeda visi dan misinya, The Enlightened dan The Resistance. The Enlightened adalah kelompok yang setuju mempelajari dan memaksimalkan Excotic Matter bagi kehidupan manusia. Sedangkan The Resistance adalah kelompok yang menolak eksplorasi Excotic Matter. Maka tejadilah perebutan wilayah diantara dua kubu tersebut. Sebagai seorang agent (pemain) bertugas mengeksplorasi tempat-tempat yang diduga memiliki sebuah portal. Begitulah, akhirnya ada alasan suami saya untuk berjalan pagi setiap akhir pekan. Game ini tidak seperti game kebanyakan. Manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh pemainnya, diantaranya tubuh menjadi lebih sehat karena permainan bisa dilakukan sambil berolah raga (jalan) , menggelitik minat pemain mengunjungi gedung-gedung bersejarah sehingga pengetahuan pun bertambah, dan yang tak kalah penting adalah memperluas pergaulan para pemain.

 gb atas para agent dari kedua faction sedang beristrahat
gb bawah salah satu faction berada di salah satu portal


semua agent  (credit)

Museum Satria Mandala dipilih sebagai tempat terlaksananya first saturday ingress karena memiliki portal yang cukup banyak, ini menurut suami saya. Semenjak awal saya memang tidak begitu tertarik dengan Ingress, bukan hanya Ingress tapi dibanyak permainan saya tidak terlalu mengikuti karena memang tidak berminat. Hanya saja ada yang menarik ketika suami bercerita bahwa ada perlombaan di acara first saturday kali ini. Hadiahnya lumayanlah, dua buah power bank persembahan dari google sebagai sponsor utama (karena tidak ada sponsor yang lain :D ). Sayang hadiah hanya diperuntukkan kepada agent yang berhasil menduduki peringkat pertama, suami saya hanya berada di posisi kedua dari tiga peserta yang mengikuti perlombaan.. hehe..

ketiga pemenang (credit)

Ketika suami sibuk dengan komunitas barunya, saya dan anak-anak pun memiliki kesibukan yang tak kalah seru yaitu mengelilingi museum sejarah perjuangan Tentara Nasional Indonesia. Untuk bisa masuk ke museum ini kamu tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam, cukup mengeluarkan 1.500 rupiah untuk anak-anak dan 2.500 rupiah untuk dewasa. Kamu udah bisa menelusuri jejak-jejak Tentara Nasional Indonesia dalam pengabdiannya. Menilik tiap ruang gedung yang pernah dijadikan tempat tinggal dari salah seorang isteri Bung Karno, Nyonya Ratna Sari Dewi. Di dalam museum kita dapat menemui berbagai benda bersejarah yang berkaitan dengan TNI. Hal ini cukup mampu menggugah rasa nasionalisme anak. Setidaknya itu terlihat pada si kecil Adelia yang sangat antusias bila melihat sang saka Merah Putih. " Ibu bendera Endonesia" katanya penuh semangat.

sengatan mentari cukup menguras energi para bocah padahal ini belum dimulai.

kiri kisah sebuah kaca, kanan lukisan kuda dan penunggangnya menjadi perhatian ketiga bocah

kiri tandu yang digunakan Jendral Sudirman ketika beliau sakit, kanan lukisan dan meja kerja pak Sudirman

kutipan kepala staf umum Tentara Nasional Indonesia pertama pada masa Revolusi Nasional Indonesia, Jendral Oerip Sumoharjo. 

patung presiden kedua, pak Soeharto

beberapa diorama yang sempat diabadikan

pesawat serba guna dalam versi pertanian

P-51 Mustang


antena radar nysa b merupakan mobile radar pendeteksi dini buatan Polandia yang dimiliki Indonesia pada awal tahun 60-an tepatnya pada masa kampanye Trikora

Selama berkeliling museum, sempat terlintas di benak saya sebuah film komedi Amerika Serikat "Night at the museum" lalu pikiran konyol itu pun saya utarakan ke anak-anak. Seperti yang saya duga, mereka akan merespon sama seperti yang saya pikirkan. Yaitu segera berlari menjauh mencari pintu keluar. Hm, apa cara saya menyampaikan salah sehingga membuat mereka takut atau suasana di dalam museum begitu menyeramkan bagi mereka. Entahlah, tapi ada bagusnya bila wajah-wajah museum yang ada di Indonesia khususnya kota Jakarta sedikit diperbaharui agar tampak lebih segar dan bisa jadi menarik banyak pengunjung lho, semoga saja hal ini segera terealisasikan.

diolah dari berbagai sumber
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Satria_Mandala
2. http://indomiliter.com/2012/11/03/nysa-p-30-bc-generasi-awal-radar-pertahanan-udara-di-indonesia/
3. http://www.kaskus.co.id/thread/522156b2f9ca17996a00001f/ingress

Related Posts

6 comments

  1. Murah bingit tiket masuknya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak, murah meriah tapi cukup bergizilah :D

      Delete
  2. jadi pengen kesana...

    ReplyDelete
    Replies
    1. monggo mas adi.. cukup sepi pengunjung mungkin kalo mas adi ke sana mengubah sedikit wajah muram museum :)

      Delete
  3. Anonymous2:05 pm

    Woww.... bagus bangeeet kalo anak2 dibiasakan ke museum yaa...

    ReplyDelete
    Replies
    1. yoi mak.. untuk sampai ke museum kokas harus dihalangi dulu hehe

      Delete

Powered by Blogger.