Lagaknya ibunya selalu di depan leptop. Bila ditanya oleh si buah hati "ibu sedang apa?" Si ibu selalu menjawab "ibu sedang membuat sebuah tulisan nak". Hampir selalu seperti itu setiap hari. Tanpa disadari oleh si ibu, ternyata si anak mengikuti apa yang selalu dikatakan oleh si ibu. Membuat sebuah tulisan.
Tulisan-tulisan itu berdasarkan apa yang dirasakan oleh si buah hati. Menggambarkan suasana hatinya, entah itu senang, sedih atau pun marah. Semua ditumpahkannya melalui tulisan-tulisan yang berserakan di kertas-kertas kecil di antara buku-buku sekolahnya.
Hal ini diketahui oleh si ibu ketika dirinya sedang membenahi buku-buku sekolah si buah hati. Tanpa sengaja si ibu menemukan coretan tangan si kecil yang berkisah tentang perasaannya. Si ibu pun tertegun lalu terduduk sembari menatap lekat pada kertas sobekan yang berada di genggamannya. Indera penglihatannya menulusuri kata demi kata yang tertuang, membacanya perlahan. Untuk beberapa saat si ibu akan melakukan hal yang serupa, mengulang membaca tulisan si kecil demi memastikan dirinya tidak melewati satupun huruf yang tertera pada secarik kertas lusuh yang ditemukannya.
Setiap tulisan yang berhasil ditemukan si ibu, meninggalkan jejak-jejak yang berbeda di kalbunya. Ketika tulisan itu berkisah tentang kesenangan, si ibu akan tersenyum dengan sendirinya. Ketika tulisan itu berkisah tentang kesedihan, si ibu pun ikut menangis akan penderitaannya. Ketika tulisan itu berkisah tentang kemarahan, si ibu akan mengutuki dirinya kenapa hal itu bisa terjadi. Apa yang telah dilakukannya selama ini. Membiarkan buah hatinya memendam marah. Ibu macam apa dia, Sesalnya.
Tetapi dari semua hal yang menghinggapi kalbunya, mengoyak batinnya, melumat keibuannya. Tulisan-tulisan sederhana itu menyisakan sedikit rasa sukur akan lakunya selama ini. Kebiasaan menulis yang diperlihatkan oleh si ibu mendorong si kecil lebih terbuka akan dirinya melalui ungkapan-ungkapan sederhana yang dibuatnya. Dan itu memberi kemudahan bagi si ibu untuk mengetahui bagian mana saja yang perlu dibenahi. Iya, melalui sobekan-sobekan kecil yang ditemukannya itu adalah bekal bagi si ibu untuk mengubah dirinya menjadi lebih baik. Begitulah tekadnya.
No comments:
Post a Comment