Potret Gigi

Kisah ini lahir tepatnya pada senin di minggu pertama bulan ini. Melanjutkan cerita yang bermula dari sini. Pada hari itu (06/04) ada beberapa tujuan yang akan kami lakukan. Salah satunya mengunjungi Parahita Diagnostic Center yang ada di Bekasi. 

Bekasi yang masuk dalam lingkungan megapolitan Jabodetabek, membuat kota ini memiliki daya tarik bak magnet bagi kaum urban. Bekasi tumbuh dengan pesatnya. Kota-kota mandiri lahir tanpa terbendung. Apartemen dan pusat perbelanjaan mewah menjamur sebagai dampak semakin mudahnya menemukan golongan masyarakat menengah ke atas. Jadilah Bekasi kian hari kian sesak oleh lautan manusia.  

Bekasi boleh saja semakin sesak. Tetaapi belum mampu menghalangi saya untuk menambah keriuhan kotanya. Maka berangkatlah kami dibawah garangnya siang. Ditengah hari bolong. Dibawah panas yang menyengat. Diterjang silau mentari yang menyorot tajam. Roda-roda empat, roda-roda dua saling silang berebut celah. Tak ada yang mau mengalah. Jika pun ada pasti si pengemudi memiliki hati yang ramah. Pikiran yang luas. Dan pandangan yang tak merendahkan. Saat itu, kami pergi hanya bertiga. Menulusuri ruas-ruas beraspal sembari memupuk kesabaran, meningkatkan kedisiplinan, mempertajam kewaspadaan, serta menumpulkan kemarahan. Bersikaplah demikian bila kamu ingin berlalu lintas di tengah ragam tingkah kemudi yang cenderung "nakal". Itu hanya sebuah saran. Tidak setuju pun tidak masalah. Bebas-babas saja. Dan sah-sah saja.

Perjalanan kami kali ini sedikit tidak mudah. Bila sedari awal selalu mengandalkan GPS dan berakhir dengan alamat yang salah karena memang sudah pindah. Maka bertanya adalah salah satu pilihan yang tersisa. Upaya yang tidak sia-sia, lokasi pun berhasil kami temukan. 

Setibanya di Parahita Diagnostic Center telah ada beberapa pengantri yang tengah menunggu giliran. Sedikit terkejut mendapati perempuan-perempuan yang lebih kecil usianya berada dalam barisan tersebut. Ya, datang ke Parahita tentunya memiliki masalah serius dengan gigi. Setidaknya dicurigai memiliki satu lubang seperti saya. Karena penasaran pertanyaan pun terlontarkan.

"Mau rontgen juga mbak?"
"Hm, gak. Bukan saya, tapi kawan saya yang di dalam."
"O...."

Tak lama keluarlah kawannya itu. Sebuah senyum pun hadir di parasnya yang manis. Ingin sekali saya bertanya bagaimana rasanya berada di dalam. Hanya saja kedua perempuan itu terlihat sibuk berbincang. Saya pun mengurungkan niat saya tersebut. Biarlah mereka menikmati percakapan yang tampak asik itu. Tak lama nama saya pun dipanggil.


Prediksi Drg. Adi Budiman sangat tepat. Kecurigaan itu tidak meleset. Hasil rontgen menunjukan ternyata memang ada sebuah lubang di gigi belakang bagian kiri bawah. Sedih. Rajin sikat gigi bukan jaminan gigi tidak berlubang. Ada sedikit catatan kenapa itu bisa terjadi. Satu, cara menggosok gigi yang tidak benar. Kedua, model sikat gigi yang digunakan tidak mampu menjangkau hingga gigi bagian dalam. Disarankan pergunakan sikat gigi dengan kepala yang berukuran kecil sehingga mampu mencapai tempat-tempat yang tidak terjangkau. Ketiga, model bulu sikat. Karena gigi saya gigi sensitif, saya dianjurkan menggunakan sikat gigi dengan kelembutannya ekstra soft

Wah, gigi saya berlubang, Apakah saya harus dioperasi? Entahlah, karena foto rontgen itu belum saya perlihatkan ke dokter Adi. Mungkin minggu depan, atau dua minggu kemudian, bisa jadi sebulan lagi. Tapi yang pasti suatu saat nanti akan saya tunjukkan ke Mr. Adi. Saya hanya memerlukan waktu untuk memastikan bahwa saya telah siap berjumpa kembali dengan alat-alat yang ada di ruang pemeriksaan. [*]

Related Posts

8 comments

  1. Bekasi itu planet mana yaa? Hahaha....
    Oh ternyata sikat gigi bukan jaminan berlubang. Hiks....

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha aku juga ga tau masuk planet mana tuch bekasi
      he eh anak muda, ada hal2 yang perlu diperhatikan utk hasil terbaiknya ...

      Delete
  2. ternyata cara menyikat gigi dan pemilihan sikat gigi juga bisa mempengaruhi. Thx, untuk infonya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyah, seperti itu kata dokternya ...
      kembali thx :)

      Delete
  3. Mudah2an Allah memberi kesembuhan untukmu ya, mbak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. itu...hm, makasih doanya mbak... diaminin dech :)

      Delete
  4. Banyak faktor yah, Mbak.. Aku malah harus pakek behel sebenarnya karena gigi ku berotasi. Tapi harganya mahal banget euy, sampek puluhan juta :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. waduh pake bpjs bisa gak tuch??

      Delete

Powered by Blogger.