Skip to main content

Jangan Halangi Aku Bermain


cara pandang baru tentang dunia dari mata anak-anak
masing-masing anak mempunyai wajah "bermain" yang muncul
saat mereka mencoba sesuatu yang baru
saat mereka mengambil resiko
saat mereka bergerak untuk maju
saat mereka menikmati dunianya
ini lebih dari sekedar bermain, ini pengalaman hidup
seberapa sering anda melihat wajah "bermain" anak anda?

Sepenggal video di atas menampar kesadaran saya sebagai seorang ibu. Membuka mata saya bahwa selama ini beban yang dipikulkan terhadap anak-anak melebihi ambang batas kemampuannya. Sekolah , kegiatan ekstrakulikuler, berbagai les yang harus diikuti secara tidak sadar telah mengambil paksa masa kecil mereka. Dengan berbagai alasan sebagian orang tua makin hari makin mencekik kebebasan anak untuk berekspresi. Waktu belajar sekian jam di sekolah seakan tidak mencukupi bekal mereka di masa yang akan datang. Kita sibuk dengan masa depan yang belum jelas, sementara masa bermain mereka terlupa, terlindas oleh rasa haus akan prestasi di sekolah. 

Menjejalkan berbagai ilmu, menyamaratakan kemampuan anak, memaksa mereka untuk menelan pengetahuan yang seharusnya menjadi pencerah bagi kehidupan tapi justru menjadi momok bagi sebagian dari mereka. Ah, betapa saya telah mengambil paksa masa indah mereka.

Menyadari akan kekeliruan ini membuat saya selalu berusaha memberikan keleluasaan pada anak-anak agar memanfaatkan waktu bermain dengan semaksimal mungkin. Keluarga kami tinggal di perkotaan, lahan bermain yang kurang tidak menjadikan mall sebagai satu-satunya tempat arena bermain yang bisa kami kunjungi. Taman kecil di depan rumah bisalah kami jadikan salah satu alternatif untuk bermain. Menanam bunga atau sekedar menyiram taman menjadikan kegiatan di taman lebih mengasikkan bagi kami sekeluarga dibandingkan permainan-permainan yang ada di mall, terutama anak-anak. 

Permainan bisa juga dalam bentuk gunting menggunting kertas, bermain gelembung sabun, melompat di kasur, bermain rumah-rumahan, atau mencoret-coret dinding rumah. Dengan berbagai permainan yang dilakukan tak jarang meninggalkan noda pada pakaian mereka. Bila begini saya akan menyerahkan urusan cuci mencuci pakaian kepada Rinso detergen. Pakaian kotor pun akan teratasi dengan sempurna. 

Adakalanya berani kotor itu baik, anak-anak dengan segala imajinasinya bisa menjadikan apa pun sebagai permainan mereka. Kata kotor tidak membatasi ruang gerak mereka. Selama tidak ada teriakan larangan dari ibunya, maka permainan akan terus berlanjut hingga mereka merasa bosan dan lelah. 

Rinso Kids Today Project berusaha menyampaikan betapa pentingnya anak bermain. Mengeksplor imajinasinya melalui permainan akan bermanfaat bagi tumbuh kembang anak. Melalui bermain mereka belajar memahami tentang lingkungan, alam, dan rasa percaya diri yang akan tumbuh seiring dengan prosesnya.

Bermain tidak hanya sekedar bermain, ini pengalaman hidup. Kelak dari pengalaman-pengalaman inilah mereka belajar tentang hidup yang bahagia. Tidak ada mata pelajaran di sekolah yang mengajarkan tentang kebahagiaan kecuali pengalaman. Maka biarkanlah mereka bermain dengan sepuasnya, jangan halangi mereka bermain. Demi sebuah kebahagiaan.

aku dan si sulung ketika berlibur di pantai Tanjung Pinggir, Sekupang, Batam

betapa asiknya si kecil dengan butiran-butiran pasir di pantai

si sulung berlagak bak seorang model :)

si kecil sibuk menyiram taman kecil kami :)

seriusnya si kecil ^_^

bersama sepupu menikmati senja di pantai..ah ini waktu yang paling menyenangkan :)

di salah satu francise, berusaha tidak membatasi tapi selalu tidak lengah terhadap keamanan si kecil

Tulisan ini diikutsertakan dalam kompetisi blog #Kids Today Rinso Kids Today Project 2014


Comments

  1. Wajah anak-anak yang sedang bermain memang...
    Semoga semua anak bisa terpenuhi haknya untuk bermain....

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, semoga...

      makasih udah mampir mak ;)

      Delete
  2. Foto yg ada cangkang mutiara itu keren banget...nice capture

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe makasih mak arin... itu sedikit dimodif dgn pip camera :)

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Obat TB Gratis, Berobat Yuk

Ketakutan itu masih sering menghantui hari-hariku. Selama Tuberkulosis masih menjadi momok bagi dunia kesehatan, sepertinya susah untuk pura-pura mengatakan aku  rapopo  . Kemudahan penularan dari penyakit akibat kuman Mycobacteriun Tuberculosis salah satu sebabnya.  Beberapa hari yang lalu, bayang-bayang ketakutan itu kembali menghantuiku. Sebut saja mama Riska, beliau adalah pekerja paruh waktu di rumahku. Karena kondisi kesehatan yang menurun, beliau memutuskan untuk mengambil cuti kerja selama dua hari. Terdengar suaranya yang lemah dan batuk-batuk kecil yang menyertainya, menggiring pikiranku pada satu kesimpulan tentang penyakit yang diderita mama Riska. Tuberkulosis, begitulah pikirku saat itu. Sungguh aku terlalu cepat memutuskan mama Riska terjangkiti kuman Mycobakterium Tuberkulosis . Hal ini semakin memperjelas betapa paranoidnya aku. Pengetahuan yang cukup tidak membuat rasa khawatirku berkurang, justru aku semakin waspada terhadap penyakit satu ini. ...

House For Sale

Beberapa waktu yang lalu saya membaca sebuah kisah singkat karya A.S. Laksana. Karyanya dimuat di salah satu surat kabar harian nasional yang terbit dari Surabaya. Dengan tajuk Dijual : Rumah Dua Lantai Beserta Kenangan di Dalamnya, bercerita tentang sepasang suami isteri yang sedang berada di ambang batas perceraian. Masalah-masalah yang sekiranya dianggap sepele oleh salah satu dari pasangan di dalam cerita ternyata bagi yang lain itu menjadi timbunan-timbunan konflik berkepanjangan. Dan pada akhirnya memaksa keduanya untuk segera mengambil keputusan yang tidak mudah. Mungkin seperti itulah yang bisa saya tangkap dari cerita pendek karya saudara A.S Laksana. Tapi tulisan ini tidak ingin membahas tentang cerpen A.S. Lakasana. Membaca cerpen ini seketika mengusik memori saya yang sudah lama terpendam. Ini menyangkut judul lagu yang diangkat oleh cerpenis. Membawa benak saya pada sebuah rumah yang entah seperti apa kini wujudnya. Rumah dalam kenangan saya tidak sama dengan ruma...

Monetisasi Blog Meningkatkan atau Menurunkan Gairah Menulis

Google benarkah ini?? source pic : google Malam ini tidurku tak nyaman. Gerakan-gerakan tak nyenyak si kecillah yang membuatku membuka mata berulang kali. Tubuhku penat. Lelap pun tak kudapat. Kantukku belum usai namun azan subuh telah berkumandang.  Sedikit malas kuberanjak dari tidurku. Tampak tuan-tuan putri masih terbuai mimpi. Kualihkan pandanganku ke gadget  usangku. Seperti biasa jari-jariku menari diantara aplikasi yang terinstal. Kotak suler menjadi akhir lompatanku. Berharap hari ini ada kabar baik yang akan kuterima. Tak perlu menunggu lama, kotak surat elektronikku pun terbuka. Tatapanku pun segera terpaku pada bagian teratas list inbok  ku. Terbersit harap yang selama ini kudambakan namun segera kuenyahkan. Tak mungkin, pikirku. Namun. Google pun Memberi Jawab source pic : google Selamat!! Sampai pada tahap ini saja mukaku sudah merona. Teringat penolakan-penolakan yang kuterima. Dan pengajuan permohonan Google AdSense (GA) ku yang tanpa ...