Skip to main content

Team Bol*t Menyapa SKI Tajur Bogor


Bukan keluarga kami namanya bila setiap rencana tidak dilalui dengan keriuhan. 

Permulaan pagi selalu diawali dengan suara lembut sang ibu membangunkan anggota keluarga. Dimulai dari sapaan mesra kepada suami tercinta, kemudian dilanjutkan dengan belaian sayang ke anak tertua dan berakhir dengan kecupan ringan pada pipi si kecil. Bila pada awalnya suara lemah lembut yang terdengar maka secara perlahan namun pasti intonasi kian barubah. Kian lama nada suara kian meninggi disesuaikan dengan tingkat kesabaran sang ibu. Bila habis sudah rasa sabar itu tandanya hari telah siap dimulai. Pagi yang selalu riuh.

***
Begitupun yang terjadi dalam agenda memupuk tali silaturahmi team Bol*t ke SKI Tajur Bogor yang berlokasi di Jl. Raya Katulampa no 6. Hiburan nan minim pengeluaran ini pun menjadi tujuan akhir pekan kami pada minggu yang lalu. Minim karena untuk biaya makan kami ke sana ditraktir sama bos Budi donk. Hehe..

Uang kami keluar ketika roda empat memerlukan asupan untuk bisa mengarungi jalanan beraspal. Jarak Jakarta-Bogor kami lalui dengan menerjang tol Jagorawi. Untuk asupan roda empat kami memberikannya pertamax yang kami jatahi dua ratus ribu rupiah. Nilai itu cukup untuk membelah Jakarta-Bogor-Jakarta.

Kebetulan suami saya buta jalanan di kota hujan tersebut. Tapi di tengah gempuran perkembangan teknologi tentu itu bukan sebuah masalah. Kecuali jika diiringi dengan buta teknologi. Maka lupakan waze map, lupakan google map, lupakan itu semua. Mari kita kantongi saja peta, kompas dan bernavigasilah kita di tengah kota. Bukan di tengah hutan apalagi lautan.

Uang bensin sudah dalam hitungan. Lalu yang kemudian perlu dipikirkan adalah pengeluaran untuk hiburan si kecil di SKI Tajur. Ada beberapa pilihan sarana untuk memuaskan hati anak-anak. Sebut saja kuda tunggang, bola air, perahu paddler, boogie kart, flying fox, lompat trampolin, dan sebagainya. Dari sekian banyak pilihan kedua putri kami hanya berkesempatan mencoba tiga permainan saja. Diantaranya bola air yang di bandrol Rp 30.000,-. Kuda Tunggang yang diberi harga Rp 30.000,- dan yang terakhir perahu paddler kami menyewanya dengan nilai Rp 10.000,-. 



Bila harga satuan terasa lebih menguras kantong disediakan pula paket hemat untuk pengunjung yaitu berupa tiket terusan yang dapat digunakan dalam delapan permainan. Tarif yang dipasang sebesar Rp 120.000,-. Namun dari delapan permainan kuda tunggang tidak termasuk wahana yang ditawarkan. Karenanya anak-anak tidak saya belikan paket hemat tersebut. Namun tak hanya permainan yang mengeluarkan rupiah saja yang bisa diminati para pengunjung. Perosotan tanpa bayar alias gratis pun tak kalah ramai diserbu oleh para bocah. 

SKI yang merupakan akronim dari Sumber Karya Indah menjadikan wisata belanja menjadi lebih menarik karena adanya taman-taman bermain untuk anak. Karenanya setelah puas bermain, kegiatan selanjutnya bisa jadi lebih menguras isi dompet. Produk-produk khas buatan tajurlah yang biasanya mampu menarik lembaran-lembaran rupiah melayang pergi. Konon harga yang tertera lebih miring bila dibandingkan dengan harga normal dipasaran. Dipercaya produk-produk yang disediakan adalah limpahan dari pabrik yang sedikit cacat. Maka bila berniat membeli wajib teliti dalam menilik kelayakan produk yang akan dibeli. 


 

Setelah puas melihat-lihat kondisi toko tampak harga-harga dari produk-produk yang ditawarkan cukup bervariasi. Mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah. Modelnya pun beragam. Mulai dari anak-anak hingga untuk dewasa. Jenisnya pun bermacam-macam. Mulai dari tas sekolah, kerja, hang out atau tas untuk mendaki gunung pun tersedia. Sesuaikan saja dengan keperluan dan pastikan kondisi kantong cukup untuk membeli. 

Sebagai pembanding harga coba cek nilai yang saya dapat dari tas-tas di atas. Tas anak dibanderol Rp 45.000,-. Tas berwarna merah seharga Rp 250.000,-. Dan tas selempang pink diberi nila Rp 350.000,-. Entah apakah nilai tersebut memang lebih miring dari harga pasaran atau tidak. Jika memang iya, maka SKI Tajur layak menjadi tempat tujuan liburan keluarga anda berikutnya. [*] 

Comments

  1. Bisa jadi referensi klo suatu saat kami ke tempat bulik di bogor mb....terimakasih...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iy, alternatif tempat libur keluarga di bogor yang murce :)

      Delete
  2. kok pengen maen balon airnya ya hehhehee..

    ReplyDelete
    Replies
    1. tampaknya memang mengasikkan tuch mb.. saya juga pengen tapi takut tenggelam :D

      Delete
  3. Kok ada aq disitu mb.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. ini mb erni mas elux ya??? hihi.. iy, kok ada di situ ya fotonya... :D..oya, kenalan dulu.. sama baju dan jilbab kuning.. dia yang punya blog ini... :))

      Delete
  4. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Obat TB Gratis, Berobat Yuk

Ketakutan itu masih sering menghantui hari-hariku. Selama Tuberkulosis masih menjadi momok bagi dunia kesehatan, sepertinya susah untuk pura-pura mengatakan aku  rapopo  . Kemudahan penularan dari penyakit akibat kuman Mycobacteriun Tuberculosis salah satu sebabnya.  Beberapa hari yang lalu, bayang-bayang ketakutan itu kembali menghantuiku. Sebut saja mama Riska, beliau adalah pekerja paruh waktu di rumahku. Karena kondisi kesehatan yang menurun, beliau memutuskan untuk mengambil cuti kerja selama dua hari. Terdengar suaranya yang lemah dan batuk-batuk kecil yang menyertainya, menggiring pikiranku pada satu kesimpulan tentang penyakit yang diderita mama Riska. Tuberkulosis, begitulah pikirku saat itu. Sungguh aku terlalu cepat memutuskan mama Riska terjangkiti kuman Mycobakterium Tuberkulosis . Hal ini semakin memperjelas betapa paranoidnya aku. Pengetahuan yang cukup tidak membuat rasa khawatirku berkurang, justru aku semakin waspada terhadap penyakit satu ini. ...

House For Sale

Beberapa waktu yang lalu saya membaca sebuah kisah singkat karya A.S. Laksana. Karyanya dimuat di salah satu surat kabar harian nasional yang terbit dari Surabaya. Dengan tajuk Dijual : Rumah Dua Lantai Beserta Kenangan di Dalamnya, bercerita tentang sepasang suami isteri yang sedang berada di ambang batas perceraian. Masalah-masalah yang sekiranya dianggap sepele oleh salah satu dari pasangan di dalam cerita ternyata bagi yang lain itu menjadi timbunan-timbunan konflik berkepanjangan. Dan pada akhirnya memaksa keduanya untuk segera mengambil keputusan yang tidak mudah. Mungkin seperti itulah yang bisa saya tangkap dari cerita pendek karya saudara A.S Laksana. Tapi tulisan ini tidak ingin membahas tentang cerpen A.S. Lakasana. Membaca cerpen ini seketika mengusik memori saya yang sudah lama terpendam. Ini menyangkut judul lagu yang diangkat oleh cerpenis. Membawa benak saya pada sebuah rumah yang entah seperti apa kini wujudnya. Rumah dalam kenangan saya tidak sama dengan ruma...

Monetisasi Blog Meningkatkan atau Menurunkan Gairah Menulis

Google benarkah ini?? source pic : google Malam ini tidurku tak nyaman. Gerakan-gerakan tak nyenyak si kecillah yang membuatku membuka mata berulang kali. Tubuhku penat. Lelap pun tak kudapat. Kantukku belum usai namun azan subuh telah berkumandang.  Sedikit malas kuberanjak dari tidurku. Tampak tuan-tuan putri masih terbuai mimpi. Kualihkan pandanganku ke gadget  usangku. Seperti biasa jari-jariku menari diantara aplikasi yang terinstal. Kotak suler menjadi akhir lompatanku. Berharap hari ini ada kabar baik yang akan kuterima. Tak perlu menunggu lama, kotak surat elektronikku pun terbuka. Tatapanku pun segera terpaku pada bagian teratas list inbok  ku. Terbersit harap yang selama ini kudambakan namun segera kuenyahkan. Tak mungkin, pikirku. Namun. Google pun Memberi Jawab source pic : google Selamat!! Sampai pada tahap ini saja mukaku sudah merona. Teringat penolakan-penolakan yang kuterima. Dan pengajuan permohonan Google AdSense (GA) ku yang tanpa ...