Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2015

Menjangkau Batam-Yogya-Semarang Dalam Hitungan Menit

Wanita hamil memiliki seribu cerita yang sulit dimengerti oleh para lelaki. Sebagian dari para lelaki itu mengira kejadian istimewa dimasa kehamilan hanya akal bulus perempuan-perempuan bunting saja. Bahkan ada juga yang tega menuduh bila ibu-ibu cantik itu memanfaatkan kehamilan mereka agar terpenuhi segala tuntutan. Beberapa permintaan wanita hamil pun tak jarang dianggap aneh, tidak terjangkau nalar. Mulai dari hobi mengurung diri di kamar hingga gemar kelayapan. Mulai dari rasa muak yang berkepanjangan melihat senyum sang suami hingga rindu yang tak tertahankan terhadap busuknya ketiak pasangan. Untungnya diantara ragam kisah masa-masa kehamilan masih banyak ditemui lelaki hebat yang mengerti bagaimana perasaan seorang wanita yang tengah berbadan dua. Dan saya pun sangat mafhum ketika adik saya yang tengah hamil tua meminta saya mengirimkan makanan khas dari pulau Jawa ke pulau seberang. Bila dulu mungkin saya akan mendapati banyak kendala dalam memenuhi permintaan sederhanany...

Selamat Hari Anak Nasional!!

Selamat Hari Anak Nasional!! Inilah salah satu bentuk kepedulian pemerintah terhadap hak-hak anak Indonesia. Yaitu adanya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1984 pada tanggal 19 Juli 1984. Berarti sudah 31 tahun bangsa ini belajar dan terus berupaya memenuhi hak-hak yang wajib diperoleh oleh anak-anak Indonesia. Dan setelah 31 tahun apakah anak-anak Indonesia telah memperoleh hak-haknya? Bagaimana hak bermain anak-anak Indonesia saat ini? Apakah hak pendidikan mereka sudah terpenuhi? Sudah cukupkah kasih sayang yang mereka terima selama ini? Apakah hak memperoleh perlindungan sudah mereka miliki? Akan banyak pertanyaan yang muncul ketika kita dihadapkan pada realitas yang ada.  Bangsa ini masih perlu banyak belajar bagaiman caranya mencukupi hak anak-anak Indonesia tanpa perlu berakhir dengan tindakan kekerasan. Karena di negeri ini kita masih kerap menjumpai kasus-kasus kekerasan yang terjadi pada anak. Beberapa muncul ke permukaan, dan beberapa mungkin ...

Salah Perhitungan Kami pun Kehausan

gb koleksi pribadi "Bu, air minum habis tuch." "Hm, iya." Peringatan dini yang diutarakan oleh si kecil mengenai persediaan air tidak aku respon dengan baik. Kenapa? Karena aku rasa persediaan air cukup untuk beberapa hari ke depan. Tapi aku salah. Di awal hari kemarin ketika si kecil hendak melepaskan dahaganya. "Ibu, airnya habis. Adek haus." "Ok." jawabku tak menaruh sedikitpun rasa curiga. Persediaan air masih ada ini, pikirku yakin. Penuh percaya diri aku pun pergi ke dapur untuk mengganti galon kosong yang ada di dispenser dengan galon yang masih terisi penuh. Kakiku melangkah pasti, mataku tak ragu akan menangkap deretan galon-galon yang berisi air di salah satu pojok dapur mini kami. Namun sungguh sayang aku tidak mendapati apa yang aku cari. Tidak ada satu pun galon-galon itu terisi. Semua kosong. Persediaan air minum yang tak ada ditambah pula dengan gerah yang melanda. Hari kian terasa kering. Garangnya raja si...

Merayakan Idul Fitri Bersama Hotel Mercure Ancol

Allahu Akbar .. Allahu Akbar... Allahu Akbar...   La ilaha illallah wallahu akbar.    Allahu akbar walilla ilham. Suara beduk tertalu-talu. Dari kejauhan riuh takbir keliling terdengar meriah. Masjid-masjid dari petang hingga subuh menjelang terus mengumandangkan puji-pujian Tuhan. Lirih hati menjerit ketika mata tak mampu menyapa sanak saudara. Sendu menyergap ketika syahdunya ramadhan berganti rindu yang perlahan menyeruak. Teriring sesal yang kemudian muncul ke permukaan karena bulan suci terlewati dengan percuma. Sayangnya.... Sementara nun jauh di sana,di tanah Papua terjadi kisruh di saat umat muslim tengah merayakan Idul Fitri. Kabar itu pun begitu cepat menyebar dan berkembang dengan pesatnya. Tanpa terbendung. Portal-portal berita online saling rebut mengabari tentang perkara yang disinyalir mampu menyulut perpecahan ini. Media-media sosial pun turut meramaikan. Ada yang teragak untuk segera bertindak. Ada pula yang menunggu sembari me...

Si Jago Merah yang Mencabik Syahdunya Ramadhan

Dua hari menjelang hari raya. Penjual-penjual makanan mestinya sudah banyak berkurang. Jalanan pun seharusnya jauh dari kata ramai. Biasanya ritual pulang kampunglah yang menjadi penyebab jalanan tepi kota ini sepi dari ragam aktivitas. Meski kemarin kulihat komplek pertokoan di depan sana masih tampak riuh oleh penjual dan pembeli yang saling berinteraksi. Namun kini tak bisa kupastikan apakah akan sama. Kota Jakarta memang selalu mampu memikat banyak orang untuk mengunjunginya. Dari segala penjuru berlomba-lomba memadati ibu kota. Dengan beragam alasan mereka beramai-ramai menggagahi Jakarta. Begitu pun dengan tepian kota ini. Menjadi daerah tujuan banyak orang membuat Pulogebang dihuni oleh masyarakat dengan latar belakang yang berbeda. Baik dilihat dari sukunya atau agamanya sekali pun. Tapi perbedaan tak cukup memancing perselisihan. Karena masing-masing orang sibuk mencari peruntungan.  Kisah-kisah yang kerap dialami oleh penghuni kota-kota besar kerap menjadi berita...

Perkembangan Teknologi dan Anak

sumber gb. http://ayysa.com/ Permainan masa kecil tempo dulu jauh berbeda dengan anak-anak masa kini. Dulu, tanah kosong begitu mudah dijumpai. Terlebih bila tinggalnya di kampung seperti saya. Sungainya masih jernih. Pohon-pohonnya rimbun. Udaranya nan segar minim polusi. Menciptakan lingkungan bermain yang sangat kondunsif untuk anak. Lalu ketika saya beranjak dewasa kemudian menikah dan memiliki momongan. Keceriaan bermain tak lagi terlihat sama. Kini kondisi yang dihadapi telah jauh berubah. Apalagi setelah keluarga kami memutuskan untuk tinggal di ibu kota. Betapa sulitnya menemukan tanah-tanah lapang di lingkungan tempat kami tinggal. Tepian kota saja sudah tak ramah terhadap perkembangan anak. Bagaimana bila tinggal di pusat kota. Beruntung bila perumahan mewah yang menjadi hunian, atau apartemen dengan segala fasilitas pendukungnya. Lah bila tinggalnya di gang sempit, di apit gedung-gedung pencakar langit, dibumbui dengan kadar polutan yang kian melejit lalu ...

[Tanya]Selama Ramadhan Harus Berapa Kali ke Mall

Di sebuah pusat perbelanjaan. Bu Henny sibuk mencari keperluan untuk menghadapi hari raya yang sebentar lagi tiba. List  belanjaannya panjang dan rinci. Mulai dari kebutuhan sang buah hati hingga pesanan sang suami. Mulai dari pakaian dalam hingga pakaian luar. Mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki. Secara cermat ditulisnya dengan jelas di atas secarik kertas yang terlipat rapi. Biasanya bu Henny hanya sebulan sekali menginjakkan kaki di pusat-pusat perbelanjaan. Tapi khusus di bulan penuh rahmat ini kunjungan bu Henny ke pusat-pusat perbelanjaan bisa berulang kali. Itu pun selalu saja terasa ada yang kurang. sumber gb : https://simfonikehidupan.wordpress.com/ Hal semacam itu mungkin tidak hanya dialami oleh bu Henny saja. Hari Raya Idul Fitri selalu identik dengan pakaian baru. Makanan yang melimpah ruah. Menjadikan jelang hari raya konsentrasi masyarakat cendrung teralihkan ke pusat-pusat perbelanjaan. Tak pelak mall-mall, pusat-pusat grosir, atau pun pasar-pasa...

Ganti Furniture di Hari Raya

sumber Ganti furniture di hari raya?  Memasuki hari raya Idul Fitri tampaknya tidak hanya pakaian saja yang musti baru. Rumah pun bila perlu diganti rupanya agar terlihat lebih cantik. Rumput-rumput di taman yang mulai rimbun dipangkas rapi. Cat-cat tembok yang mulai kusam dipoles dengan warna yang lebih segar. Begitu pun dengan perabotan yang terlihat tua dan tak layak dipandang patut diganti dengan yang baru.  Sayangnya mengganti perabotan tidak segampang seperti membeli baju baru. Pakaian dapat dengan mudah kita dapati. Di luar sana akan banyak pilihan toko yang menjual segala rupa jenis pakaian dengan harga yang  bervariasi. Tinggal disesuaikan dengan selera dan kondisi kantong dalam sekejap baju yang kita inginkan sudah berada di tangan. Memenuhi keperluan menyambut hari nan fitri, pusat-pusat perbelanjaan sudah tentu menjadi tempat yang wajib dikunjungi. Lokasi yang nyaman, ragamnya pilihan, dan diskon yang ditawarkan menjadi alasan banyak orang u...

Oleh-Oleh dari Ingress Anomaly

Ini kisahku beberapa minggu yang lalu. Sedari pagi aku sudah sibuk mempersiapkan segala sesuatunya, bekal, baju ganti, mainan, dan apa pun itu yang bisa membuat kedua buah hatiku dapat menikmati hari.  Seharian di TMII seharusnya tidak membuatku khawatir akan kehabisan bahan untuk menghibur resah dan gelisahnya anak-anak. Beragam pilihan ditawarkan oleh TMII. Ada taman burung dengan koleksi jenis unggasnya yang beragam dan berwarna. Meniliknya memperluas pengetahuan tentang unggas-unggas yang terdapat di nusantara. Ada juga anjungan-anjungan daerah dengan info-info menarik mengenai adat istiadat yang dianut di tempat tertentu di negeri ini. Dari sini anak-anak mengerti betapa kayanya tanah yang mereka huni ini. Atau pilihan dialihkan ke istana anak yang berdiri anggun bagaikan kerajaan-kerajaan yang ada di dalam dongeng.  Mengunjungi TMII tentu karena masing-masing dari kami memang memiliki kepentingan. Bapaknya anak-anak misalnya yang sudah megalokasikan waktunya j...